Skip to main content

They're Everywhere


"Saya tidak tahan lagi dokter, mereka ada di mana-mana! Tak ada yang tahu kecuali saya."

"Tahu tentang apa, Larry?"

"Iblis-iblis itu! Mereka ada di mana-mana!"

"Larry, ceritakan padaku. Bagaimana bentuk dari iblis-iblis itu?"

"Mereka berbulu, kulitnya hitam mengkilap. Tungkai-tungkainya ringkih dengan satu kuku panjang sebagai penapak kaki. Sayapnya seperti jubah malaikat penjabut nyawa. Dan matanya!"
pria itu duduk di sofa sambil gemetaran.

"Ada apa dengan mata mereka, Larry?"

"Matanya sangat besar, hampir memenuhi seluruh bagian wajah mereka. Bahkan tidak terlalu mirip kalau disebut mata, karena terlihat seperti jutaan mata kecil yang dijadikan satu. Dan warnanya merah!"

"Baiklah, cukup pembahasannya tentang bentuk mereka. Menurutmu pribadi, mengapa mereka begitu menakutkan untukmu? Apakah iblis-iblis itu tertarik padamu? Apa yang tak kau sukai dari mereka?"

" Yah, saya mengetahui berbagai macam hal tentang mereka. Mereka sering pergi ke kuburan, menelusup ke dalamnya dan menyantap daging dari mayat-mayat saat malam. Mereka mendatangi makanan lalu meracuninya dengan muntahan mereka. Mereka memakan bangkai-bangkai binatang di pinggir jalanan. Mereka mengerumuni manusia yang tidak menyadari keberadaan mereka, dan menusukkan cakarnya pada kulit manusia, menyuntikkan berbagai macam bibit penyakit dari kebusukan serta segala kepedihan semua mayat yang telah mereka makan sebelumnya. Mereka itu makhluk menjijikkan, memuakkan, dan-"

"Baiklah Larry, sekarang beritahu aku, dimana kamu melihat iblis-iblis tersebut?"

"Di mana-mana! Mereka juga ada di taman, bertebaran di udara mengerumuni keluarga-keluarga yang sedang piknik, namun orang-orang bahkan tak melihat mereka. Lalu mereka menusukkan kuku kuku mereka di daging manusia, menyuntikkan bibit penyakit dan-"

"Baik Larry, kau sudah mengatakannya tadi. Sekarang aku ingin kau datang kemari dua kali seminggu untuk seterusnya. Bagaimana kalau setiap hari kamis dan jumat?"
Larry mengangguk kemudian dua orang petugas berpakaian putih mengantarnya keluar dari pintu. Ketika pintu ruangan dokter kembali terbuka, ternyata sekertaris si psikiater yang masuk ke dalam.
"Apa anda sudah mengetahui penyebab mengapa pria pengidap schizoprenia itu tak mau makan apapun?"

"Begitulah, tapi aku khawatir dia harus terus dipaksa makan untuk waktu lebih lama lagi. Dia berpikir kalau ada iblis dimana-mana, meracuni makanan. Kita harus segera mencari cara untuk menghilangkan pteronarcophobia-nya."

"Ptero... apa?"

"Pteronarcophobia, yaitu ketakutan akan lalat."

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...