Skip to main content

The Family Potrait

Hari ini adalah hari yang paling aku tunggu. 
Keluarga ku datang ke australia, yakni tempat aku bekerja. Mereka dan aku sangat senang, mulai dari bercanda. Makan bersama. Dll. 

Kemudian kakak ipar ku mengajak kita semua untuk berfoto sebagai kenangan nanti ketika kita sudah ber pasutri. Aku pun dengan senang hati mengatakan setuju. Kemudian kita semua berkumpul tepat di wallpaper green park milik ku, jadi suasana seperti bukit dengan rumput nan indah. Aku pun senyum bahagia juga keluarga ku yang lainnya. 

Dan selesai sudah pemotretan keluargaku. Semua mendapat bagian foto keluarga, dan ketika selesai berpamitan mereka pun pergi ke daerah mereka masing2. Aku sangat bahagia dengan foto ini, aku langsung memajangnya di ruang tamu. 

Esoknya, temanku berkunjung ke rumahku, dia bernama daft. Dia ku tinggal sementara di ruang tamu. Untuk membuat minuman, ketika selesai membuat minuman. Temanku langsung ingin berpamitan pulang, tapi mengapa tiba tiba. 

Dan dia pun pergi begitu saja. Tiba tiba di hp ku terdapat SMS yang baru masuk dan itu dari daft. Dia mengatakan pada ku "maaf yaa. Aku tiba tiba pergi begitu saja. 

Karena aku takut dengan foto keluargamu, lihatlah sendiri dan kau akan tau mengapa aku pergi begitu saja". Aku pun melihat foto keluarga ku, dan betapa terkejut nya aku. Di tengah tengah keluarga ku terdapat 2 anak perempuan kembar dengan wajah yang mengerikan dan matanya yang hanya bewarna putih. 

Dan aku langsung membakar foto itu. Aneh nya di keluarga ku tidak ada yang mempunyai anak perempuan kembar.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...