Skip to main content

Clean Kill


Saat itu malam yang dingin dan berangin. Karen Ledger sedang berdiri di dermaga sambil menenteng koper, menunggu sebuah perahu dengan perasaan cemas. Saat itu gelap, ia menatap sekitar dengan gelisah. Ia memiliki perasaan aneh bahwa seseorang sedang mengawasinya.

Tiba-tiba, ia mendengar bunyi gemerisik dari semak-semak di belakangnya. Saat ia memutar kepalanya, ia terkejut melihat seorang laki-laki berdiri di sana. Lelaki itu berpakaian kumal. Ia juga membawa sebuah kapak di tangannya.
Clean Kill


"Si... Siapa kau?" tangis Karen.

"Tidak penting," jawab si laki-laki sambil tersenyum. "Kau terlihat cantik... Sangat cantik... Aku bertaruh rasamu juga enak..."

Karen mengeluarkan teriakan penuh ketakutan saat lelaki itu mengangkat kapak di atas kepalanya. Psikopat itu mengayunkan kapaknya dengan keras. Mata pisau kapaknya membentur tengkorak kepala Karen dan membunuhnya saat itu juga.

Si lelaki merasa senang. Itu adalah cara membunuh yang bersih. Ia segera menyambar kaki Karen dan menyeret tubuhnya ke semak-semak. Ia membawa mayat gadis itu melewati hutan untuk kembali ke pondoknya.

Ia menaruh mayat Karen ke dalam bak mandi. Setelah melepas pakaiannya, lelaki itu keluar untuk mengasah gergajinya. Itu adalah pekerjaan yang berat, tapi setelah beberapa menit ia sudah memotong-motong tubuh Karen.

Si lelaki memanggang kedua kaki Karen di dalam oven. Ia juga membuat sup dari bola mata dan potongan jari-jari. Kemudian, ia duduk di meja makan dan melahap masakannya sebanyak yang bisa ia makan. Ia begitu menikmati rasa daging manusia.

Setelah malam itu, ketika ia mengeluarkan isi kantong mantel milik Karen, ia menemukan sebuah surat. Selama membaca surat itu, matanya terbuka lebar dan wajahnya menjadi pucat.

"Nona Ledger,
Hasil tes Anda sudah keluar. Kami menyesal menginformasikan bahwa Anda menderita penyakit kusta yang bisa menular. Kami sudah merencanakan untuk mengobati Anda di klinik isolasi. Klinik ini terletak di pulau seberang lautan. Sebuah perahu akan menjemput Anda di dermaga pada Jumat malam pukul 23.00. Tolong pastikan Anda ada di sana."

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...