Skip to main content

Bloody Bath

Tiffany sedang mengerjakan PR saat ada sms yang masuk di telepon selulernya.

Ia tidak mengenali nomor itu, tapi sms itu berbunyi :

"Segera mandi dan pergilah tidur."

Tiffany mengerutkan keningnya, mungkin salah sambung.
Sebelum ada sms itu, Tiffany memang sudah merencanakan untuk segera mandi karena cuaca hari ini sungguh panas.
Ia merapikan meja belajarnya, dan segera berjalan menuju kamar mandi. Gadis itu mendapati bathtub yang sudah terisi penuh dengan air. Aneh, pikirnya.

Mungkin ibu sudah menyiapkan semua ini. Ibu memang pengertian.

Ia tak mengambil pusing dan segera melepaskan pakaiannya, lalu melompat kedalam bathtub.

Ia menenggelamkan seluruh badan terkecuali kepalanya.

Seluruh tubuhnya sudah basah sebelum ia menyadari sensasi sengatan yang luar biasa di seluruh tubuhnya.

Sesaat kemudian, tubuhnya terasa seperti terbakar. Perlahan, ia melihat seluruh kulit di tubuhnya mulai terkelupas sehingga menyisakan daging merah disana.

Tangan, perut, kaki, paha, seluruh kulit ditubuhnya seperti terkelupas!.
Seketika itu air di bathtub tempat ia berendam berubah warna menjadi merah akibat darah yang terus mengalir dari tubuhnya itu.
Sambil menjerit kesakitan, ia melompat keluar dari bathtub.
Darah menyembur keluar akibat terbawa pergerakan Tiffany. Cairan merah itu terlihat bak air terjun yang mengalir deras.
Ia memutar keran yang ada di wastafel, berharap bisa mendinginkan tubuhnya dengan air yang mengalir.
Tapi nihil. Tidak ada sedikitpun air yang keluar dari keran.
Kemudian ia keluar dari kamar mandi, berteriak merintih kesakitan sambil memanggil-manggil nama ibunya. Bibirnya terasa panas dan sepertinya mulai mengelupas juga.
Belum sempat menghentikan rasa sakit itu, ia kembali dikagetkan oleh pemandangan yang ada di hadapannya.

Ibunya tergeletak di lantai, tepatnya di atas genangan darah dengan luka pada seluruh tubuhnya. Seperti telah dicabik-cabik.

Ia semakin menangis tak terkendali, ia berusaha merangkak menuju kamarnya untuk menelepon polisi. Darah segar belum juga berhenti keluar dari tubuh tanpa kulit itu.

Ia meraih telepon selulernya dan mendapati sebuah pesan singkat yang masuk dari nomor tak dikenal, sepertinya nomor yang sama dengan nomor asing tadi.

Pesan itu berbunyi :

"Lain kali, mandilah dengan menggunakan air."

Tak lama setelah itu, ia mendengar sebuah tawa yang menggema di belakangnya.

Tiffany berbalik dan mendapati seorang pria tinggi berpakaian hitam yang sedang memegang pisau berlumuran darah di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya baru saja meletakkan sebuah galon kosong berukuran besar bertuliskan "asam sulfat".

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...