Skip to main content

The Invisible Family

Hari ini aku dan keluargaku baru saja pindah ke sebuah rumah baru. Rumah baru kami terletak agak jauh dari keramaian kota, kami pindah dari rumah yang lama karena sering mendapatkan gangguan dari makhluk-makhluk yang tak pernah kami inginkan keberadaannya.

Istriku sempat bertanya kepadaku perihal lokasinya yang terletak di wilayah yang cukup sepi,

"Mengapa kau memilih rumah itu? Disana terlihat sepi sekali, apa kau yakin?" tanyanya.

Aku hanya tersenyum dan meyakinkannya kalau kami akan mampu mendapatkan ketenangan disana, namun nampaknya aku salah.

Malam itu saat kami sedang makan, mendadak terdengar suara orang berbisik-bisik disambung dengan suara tawa kecil dari arah ruang tamu.

"Hei, siapa itu?" tanyaku dengan suara lantang.

Namun tak ada jawaban. Disaat aku memeriksanya, aku tak mendapati ada seorangpun disana.

Di malam berikutnya, istriku berkata kalau dia mendengar ada suara langkah-langkah kaki dari lantai bawah yang langsung berubah menjadi derap kaki saat dia turun memeriksanya. Lalu anakku melihat ada sosok-sosok bayangan yang terlihat seperti sedang mengintip dari arah depan rumah saat dia sedang bermain di ruang tamu dan itu terjadi pada saat siang atau terkadang pada malam hari.

Aku mulai merasa tidak tenang beberapa hari setelahnya, istriku pun juga begitu, dia mulai mengajak pindah rumah untuk kesekian kalinya.

"Bersabarlah sejenak, mungkin mereka hanya sedang ingin berkenalan dengan kita." Ujarku sambil menenangkannya.

"Tidak, aku punya firasat buruk tentang makhluk-makhluk itu, mereka tidak ramah." Jawab istriku dengan nada khawatir.

Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki dari arah bawah, istriku langsung keluar untuk memeriksanya. Saat aku hendak menyusulnya, dia sudah kembali sambil menggendong putri kami yang nampak ketakutan, dia langsung menarik lenganku seraya mengajakku untuk segera pergi dari rumah ini.

"Tak ada waktu lagi, kita harus segera pergi dari sini, makhluk-makhluk itu benar-benar tak menginginkan keberadaan kita disini." Ujarnya dengan wajah ketakutan.

"Apa maksudmu?" Tanyaku tidak mengerti.

"Baru saja saat aku mau keluar untuk memeriksa ruangan bawah, terdengar suara-suara dari seberang kamar, seperti suara orang yang sedang menyanyi, ah... Tidak, mereka tidak menyanyi, tapi seperti sedang membaca mantra."

Aku langsung merangsek keluar kamar dan kulihat ada sosok 4 orang pria yang mengenakan jubah putih dan bersorban sedang berdiri di depan kamar.

Sial, ternyata makhluk-makhluk yang bernama manusia itu memanggil pengusir setan kemari, dan suara-suara yang kudengar kemarin pastilah mereka yang penasaran dengan aktivitas kami disini, seperti yang kami alami di rumah kami sebelumnya.

Aku segera meninggalkan rumah itu bersama istriku malam itu juga, nampaknya kami lebih cocok tinggal di hutan saja daripada menimbulkan ketakutan bagi manusia seperti ini.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...