Skip to main content

Luxury Hotel

Luxury Hotel

Seorang ibu dan putrinya sedang berkeliling Eropa bersama-sama. Saat mereka tiba di Paris, mereka memesan kamar di sebuah hotel yang mewah. Sang ibu merasa tidak enak badan dan memutuskan untuk pergi tidur lebih cepat. Sang anak perempuan sedikit cemas dan memanggil dokter ke hotel. Dokter itu memeriksa ibunya dan menuliskan sebuah resep. Kemudian, gadis itu pergi ke kota untuk mencari obat bagi ibunya.

Apa yang seharusnya menjadi hal yang mudah, malah menghabiskan waktu berjam-jam karena si gadis tidak bisa berbahasa Prancis. Ia mencari ke penjuru kota dan akhirnya menemukan apotek yang masih buka. Akhirnya, gadis yang frustasi itu kembali ke hotel dengan membawa obat. Ia menemukan kamar ibunya sudah kosong. Ibunya seperti lenyap ditelan udara.

Kenyataannya, kamar hotel itu terlihat sangat berbeda. Karpetnya, kertas dindingnya, dan tirainya memiliki pola yang berbeda. Ranjang terlihat seolah-olah belum pernah ditempati sebelumnya. Kopor-kopor mereka tidak bisa ditemukan dimana pun.

Si gadis yang kebingungan menghentikan seorang tukang bersih-bersih di koridor, ia bertanya ibunya dimana. Tukang bersih-bersih hanya menatapnya dengan tatapan kosong. Semua staf hotel menyangkal pernah melihat ibu dan anak perempuan itu sebelumnya. Manajer hotel bahkan berkata bahwa ia tidak memiliki catatan mereka pernah memesan kamar.

Pada titik ini, si gadis menjadi bingung. Ia melarikan diri ke kedutaan besar, dimana ia berharap mendapat simpati dari petugas. Bukannya memperoleh simpati, mereka meragukan jika ibunya benar-benar ada. Mereka berpikir gadis itu gila. Terjebak dalam mimpi buruk, gadis muda itu kemudian dikirim ke rumah sakit jiwa. Ia menghabiskan umurnya di sana, benar-benar menjadi gila.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...