Skip to main content

Strict Diet

Begitu banyak cerita tentang pengurangan berat badan, kebanyakan di antaranya mengenai cacing.
Aku punya cerita sendiri yang dikisahkan oleh nenekku. Umur beliau 92 tahun, selama itu, begitu banyak hal yang ia lalui. Saat masih kecil, aku selalu suka mendengar ceritanya, namun, setelah aku dewasa, cerita-cerita beliau terasa kelam dan tak jarang begitu mengguncang.
Ini merupakan salah satu dari hal tersebut. Untuk mudahnya, aku akan menceritakan dari perspektif nenek seperti bagaimana beliau menceritakannya padaku.
---------------------------------------------------------------
Aku tak pernah senang dengan tubuhku. Sedari kecil, aku merupakan gadis gemuk. Hal itu tak berubah saat aku dewasa. Anak-anak pria seumuranku tidak menyukaiku, sementara para gadis mengejekku. Tidak cukup sampai di situ, ibuku sendiri selalu berusaha membuatku ramping dengan tidak memberikan hidangan penutup atau menambah porsi makanan.
Sungguh menyakitkan, kau tahu, mempunyai ibu yang memperlakukanmu terang-terangan seperti itu. Apa yang kuinginkan kemudian hanyalah untuk bisa menjadi kurus dan cantik.
Namun kemudian, keadaan berubah.
Kami semua pindah untuk yang pertama kalinya. Sejak itulah berat badanku mengalami penurunan. Sebagian besar waktu, kuluangkan bersama ibu. Aku terus tidak mendapat makanan penutup dan tentu saja tidak boleh minta tambah.
Aku seolah ditempatkan pada sebuah program diet yang amat ketat. Makanan utamanya adalah sup. Bentuknya berupa kaldu dan terkadang jika sedang beruntung kujumpai sedikit daging di dalamnya, namun yang lebih sering adalah sayuran.
Untuk makan malam, hanya itu menunya. Pada paginya aku mendapat jatah secangkir kopi dan sekerat roti, kadang dengan olesan mentega, kadang tidak.
Tak ada makan siang apalagi kudapan. Itulah makanan sehari-hariku.
Berat badanku turun dengan cepat, aku bahkan nyaris tak percaya. Awalnya aku senang, menjadi kurus sebelumnya merupakan mimpi.
Rusukku mulai menonjol tanpa aku harus mengempiskan perut. Aku bisa melenggang tanpa mesti merasakan lemak yang berguncang pada betis atau paha.
Namun kemudian, berat badanku terus turun. Rusuk yang menonjol? Aku tak bisa lagi menghitung jumlahnya. Aku menjadi lemah dan pusing setiap harinya.
Saat mengempaskan tubuh di atas kasur pada malam hari, rasa lelah luar biasa seolah membuatku remuk. Menstruasi berhenti. Kulitku kasar dan kering seolah bahwa aku tak pernah minum bertahun-tahun lamanya.
Aku merasa dan terlihat layaknya jerangkong berjalan. Walau demikian, tak seorangpun yang mampu menolongku keluar dari masalah ini. Ibu menjerit saat melihatku telanjang. Tak ada yang bisa ia lakukan untuk menolongku dia tak punya kuasa untuk melakukan hal itu.
Hal ini, diet ketat ini berlangsung selama bertahun-tahun.
Penurunan berat badan yang begitu parah ini nyaris merenggut nyawaku.
Namun akhirnya, aku terselamatkan. Aku lolos dan bisa keluar dari Auschwitz, dan untuk pertama dalam sejarah hidupku, menjadi gemuk merupakan sesuatu yang kusyukuri.
-------------------------------------------------------
Ngga tau seremnya? Nih aku kasih note.
NB : Auschwitz itu camp konsentrasi Nazi Jerman,kayak yang di cerita,disana tahanan yahudi yang dijadiin pekerja cuma dikasih makan 2 kali sehari, sepotong roti sama sup,makanan enak cuma di kasih ke tahanan yahudi yang jadi penghibur tentara nazi.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...