Wednesday, October 11, 2017

Pig Meat

Pig Meat

Tentu saja aku ingat apa yang terjadi pada malam yang mengerikan itu. Bahkan jika aku ingin, aku tidak bisa melupakan peristiwa pada malam terkutuk itu. Aku tahu kau tidak akan percaya padaku. Tidak ada orang waras yang akan mempercayainya. Aku sendiri akan tertawa pada siapa pun yang menceritakan hal seperti itu, jika saja aku tidak melihat suatu hal yang menjijikkan dan tidak manusiawi tersebut dengan mataku sendiri. Tapi, kau butuh detailnya dan aku akan mulai dari awal...

Kami pindah ke lingkungan ini dua tahun yang lalu. Aku dan istriku dengan dua anak, membeli sebuah rumah yang nyaman di jalan yang teduh dan sunyi ini. Istriku adalah seorang ibu yang luar biasa. Ia menghabiskan seluruh waktunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Anak-anak kami pergi ke sekolah dekat-dekat sini. Sedangkan aku pergi bekerja ke pusat kota. Kami adalah keluarga yang bahagia, sampai nasib buruk membuatku membeli daging babi yang terkutuk itu. 1

Kau mungkin pernah melihat toko daging di jalan utama. Satu-satunya toko yang suram dengan seorang laki-laki gemuk berdiri di belakang konter setiap hari. Ia memakai celemek berlumur darah dan dengan bangga memamerkan potongan daging mentah di jendela. Di tokonya, daging selalu segar dan berair. Bagaimana pun kau menggorengnya, memanggangnya, atau merebusnya maka daging lezat itu akan lumer di mulut.

Aku tak tahu apa yang membuatku masuk ke toko sial tersebut dan membeli tiga kilogram daging babi malam itu. Yang aku tahu jika waktu bisa diputar, aku tak akan melangkahkan kakiku menyeberang jalan ke toko. Tapi aku tak tahu hal bahaya akan menghampiriku, walaupun aku melihat sekilas kilatan jahat di mata penjual daging saat ia menyerahkan kantong daging padaku. Walaupun saat itu aku menyadari rasa dingin, padahal daging itu sangat hangat. Bagaimana aku begitu ceroboh?

Saat aku pulang ke rumah, aku menaruh bungkusan daging ke dalam kulkas dan pergi ke lantai atas. Aku tiduran di atas ranjang tanpa melepaskan pakaianku. Hari itu adalah hari yang melelahkan di kantor dan aku benar-benar lelah. Anak-anakku sedang bermain di jalanan dan istriku sedang menggantung pakaian di halaman belakang.

Aku tidak bisa tidur nyenyak. Aku malah bermimpi aneh. Aku bermimpi berada di peternakan babi, berputar-putar tanpa arah, membuat kakiku melangkah ke kandang babi. Bangunannya runtuh sebagian dan terlihat terabaikan. Ada sisa-sisa dinding batu, potongan-potongan kayu bakar, dan sampah-sampah lainnya.

Kandang itu diisi dengan babi dan hewan-hewan menjijikkan yang berkubang di lumpur, berguling ke sana kemari, dan melumuri tubuh mereka sendiri dengan kotoran. Babi-babi gendut ini melihatku dengan air liur meleleri moncong mereka saat aku melintas. Ada sesuatu yang aneh tentang tempat ini. Seperti udara yang tercemar oleh sesuatu yang jahat dan menjijikkan.

Aku berjalan berkeliling di antara gedung-gedung yang bobrok dan kandang babi seakan-akan aku terpesona. Sesuatu dalam diriku tidak mengizinkanku meninggalkan tempat terkutuk ini. Aku sedang mencari sesuatu, tapi aku tak tahu apa itu.

Kemudian, aku menemukannya. Sesuatu yang terkubur lapisan lumpur adalah cincin besi yang berkarat. Aku tak tahu mengapa aku tidak lari dari sana sejak awal. Aku malah mengangkat cincin berkarat itu, membuka pintu kayu bawah tanah, dan turun ke bawah yang penuh kegelapan.

Ada susunan tangga dari batu menuju ruang bawah tanah. Sinar matahari yang redup menerangi bagian depan ruang bawah tanah. Kemudian, aku melihat mereka. Tulang belulang! Lantai ruang bawah tanah dipenuhi oleh tulang. Ratusan, bahkan ribuan tulang tergeletak di sana dalam kegelapan. Beberapa tampak masih segar dengan daging masih menggantung pada tulang tersebut. Sedangkan lainnya telah kering dan berdebu, sudah pasti telah berada di sana selama bertahun-tahun.

Aku tidak ingat berapa lama aku meringkuk di sana sambil nenatap ke bawah. Tiba-tiba, aku terbangun dengan keringat dingin. Saat itu tepat tengah malam. Jantungku berdegup kencang dalam dadaku dan aku susah bernapas. Aku melihat sekeliling dan melihat istriku mendengkur dengan tenang di sampingku.

Walaupun aku telah mencoba, aku tidak bisa tidur lagi. Saat aku memandang keluar jendela, aku melihat langit mulai bersinar seperti subuh akan tiba. Aku memutuskan untuk berkendara guna menenangkan kecemasanku. Aku masuk ke dalam mobilku dan menyetir ke jalanan kota. Aku ingin menghirup udara segar dan meyakinkan diriku sendiri bahwa mimpi burukku tidak lebih sekedar delusi.
Saat aku kembali ke rumah, saat itu sekitar tengah hari. Aku segera membuka pintu hingga bau daging panggang nenusuk hidungku. Pada saat itu, seperti bau busuk dan mengerikan yang pernah kucium. Aku masuk ke dapur dan melihat istri beserta anak-anakku sedang duduk di sekitar meja. Mereka memakan potongan besar daging panggang yang kubeli di toko daging.
Aku menonton mereka menggerogoti daging pada tulang seperti binatang buas. Mereka menyedot, kemudian mengunyahnya dengan nikmat. Tangan dan mulut mereka dipenuhi oleh lemak, kemudian mereka menjilati bibir dengan lapar.

Istriku mengatakan sesuatu padaku, saat tiba-tiba ia berhenti di tengah-tengah kalimat dan mulai batuk. Anak-anak juga mulai batuk dan muntah-muntah. Kemudian, mereka jatuh ke lantai dan mulai menggeliat kesakitan dengan busa di mulut.

Aku berdiri di sana, tidak dapat bergerak. Tapi, aku melihat semuanya... semua detail menyeramkan itu.

Tidak! Tidak! Tolong jangan paksa aku untuk mengingat adegan mengerikan itu. Bagaimana aku dapat menggambarkan kejadian mengerikan itu ke dalam kalimat? Bagaimana aku bisa menggambarkan istri dan anak-anakku tiba-tiba mulai menggerogoti satu sama lain hingga merobek daging dengan gigi-gigi mereka? Aku tak tahan menceritakan tentang bagaimana mereka menyambar pisau dan mulai mengiris potongan daging satu sama lain kemudian menelannya. Aku tidak bisa menjelaskan dengan mudah bagaimana ruang makan yang mengerikan saat mereka memangsa dan menelan tulang belulang satu sama lain sampai yang tersisa hanya tiga kerangka yang tergeletak dengan lautan darah pada lantai dapur yang berwarna putih.

Dan itulah bagaimana polisi menemukanku keesokan harinya, dikelilingi oleh kerangka dari sisa-sisa keluarga yang kucintai. Mereka menyeretku keluar dengan borgol di tangan. Mereka menuduhku sebagai tersangka dalam kasus mengerikan tersebut. Mereka berbicara bohong tentangku dan berkata aku memakan keluargaku sendiri.

Tidak! Tidak! Itu tidak benar! Jangan percaya pada kebohongan mereka! Mereka bersatu untuk menyerangku. Mereka melindungi penjual daging itu. Mereka telah memakan daging terkutuk itu dan berbohong untuk melindunginya.

Kau juga! Kau mungkin telah memakan daging itu! Makanya kau tak percaya padaku! Kau telah makan daging terkutuk itu! Kau bukan lagi manusia, kau dengar aku? Kau bukan lagi manusia! Kau adalah daging! Daging, kataku. Bangkai yang hidup dan bernapas, dipenuhi oleh daging manusia yang mengerikan, menjijikkan, berair, dan lezat.

No comments:

Post a Comment

Creepypasta Indonesia, Riddle Indonesia, Cerita Seram, Cerita Hantu, Horror Story, Scary Story, Creepypasta, Riddle, Urban Legend, Creepy Story, Best Creepypasta, Best Riddle, short creepy pasta, creepypasta pendek, creepypasta singkat