Skip to main content

Something Was Wrong

Suatu pagi seorang pria mendapati dirinya berjalan menyusuri jalanan sepi di sebuah kota kecil. Dia tak tahu sedang apa dia di sana atau bagaimana dia bisa sampai ke sana, atau di mana dia berada sebelumnya. Dia bahkan tak tahu saat itu jam berapa.

Dia melihat seorang wanita berjalan ke arahnya lalu dia menyetop wanita itu.

"Saya lupa membawa jam tangan," ucapnya sambil tersenyum sopan.

"Bisakah anda memberitahu saya jam berapa sekarang?"

Saat wanita itu melihatnya, dia menjerit lalu berlari menjauh. Pria itu sangat terkejut. Beberapa menit kemudian, dia menyadari bahwa orang orang lainnya juga takut padanya. Setiap mereka melihat dia datang, mereka merapatkan punggung ke dinding, melompat ngeri, atau berlari ke seberang jalan untuk menjauh darinya.

"Pasti ada yang salah denganku," renung pria itu.

"Sebaiknya aku pulang saja."

Dia melambai ke sebuah taxi, tapi saat si sopir melihatnya, dia langsung tancap gas dan melaju pergi.

"Ini benar benar gila!" katanya pada diri sendiri.

Dia tak mengerti apa yang salah dan tak tahu apa yang sedang terjadi. Yang dia tahu adalah dia takut dan kebingungan.

"Mungkin istriku bisa datang untuk menjemputku," pikirnya.

Dia menemukan box telepon lalu menelepon rumahnya, berharap mendengar suara manis sang istri.

Tapi malah suara orang asing yang menjawab.

"Apa Nyonya Sullivan ada?" Tanyanya.

"Maaf Nyonya Sullivan sedang tidak di rumah," kata suara itu.

"Suaminya meninggal beberapa hari yang lalu dalam kecelakaan mobil parah dan Nyonya sedang menghadiri pemakamannya."

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...