Skip to main content

Fire Damage



Fire Damage - Aku tinggal di sebuah rumah yang sangat tua di pinggiran kota. Salah seorang temanku datang mengunjungiku. Ia akan menginap selama empat minggu, sehingga ia membawa banyak tas dan kopor. Hanya ada satu kamar tidur di rumah, jadi ia tidur di sofa di ruang tamu.

Suatu pagi, temanku membuka pintu kamarku dengan keras sambil berteriak, "Kebakaran! Kebakaran!"

Aku bangun, was-was dan kebingungan. Aku tidak yakin apa yang terjadi. Aku curiga ia hanya mengerjaiku.

Aku melompat dari atas tempat tidur, kemudian aku bisa merasakannya. Lantai di bawah kakiku sangat panas. Temanku berlari keluar ke lorong, sedangkan aku mengikuti tepat di belakangnya. Aku tidak bisa melihat api dimana pun, tetapi saat kami berlari menuju pintu depan, aku bisa mendengar suara gemuruh dan api meretih di sekitarku. Api itu berada di dalam dinding.

Fire Damage - Kami berlari keluar pintu depan dan menyeberangi halaman rumput. Saat kami sampai di seberang jalan, aku berbalik dan melihat ke rumah. Ada asap tebal berwarna hitam membumbung keluar dari atap. Kami berdiri di sana selama beberapa menit, menonton lidah api melalap rumah. Saat itu, aku melihat ke bawah dan memperhatikan semua tas dan kopor temanku berjajar rapi di sisi jalan.

Saat ia menyadari rumahku terbakar, ia memiliki waktu untuk membawa semua barangnya keluar sebelum ia datang ke kamarku untuk membangunkanku. Tas dan kopornya lebih penting baginya dibandingkan diriku.

Api mulai merambat dari ruang bawah tanah dimana terdapat perapian sehingga cepat menyebar ke dinding. Api itu membakar seluruh penyangga lantai tempat kami berdiri. Seluruh lantai dan rumah rubuh tak lama setelah kami menyelamatkan diri. Fire Damage

Setelah pemadam kebakaran mematikan nyala api, mereka memberitahu kami bahwa kami beruntung karena masih hidup. Jika kami tidak menyelamatkan diri tepat waktu, kami pasti sudah terjebak di dalam rumah. Tak ada yang bisa kukatakan, kami bukan teman lagi setelah itu.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...