Skip to main content

Ended already

Semuanya berakhir.

Yah semuanya berakhir hari ini. Aku sudah sangat muak dengan perlakuan mereka terhadapku. Mereka memperlakukanku sebagai budak ntah itu ibu tiriku, saudara tiriku, atau siapapun yang ada dirumah.

Saat aku melakukan kesalahan ibuku selalu menamparku, memberikan luka bakar ditanganku, sayatan pisau di wajahku dan masih banyak lagi. Begitupun saudaraku, ayahku hanya bisa diam karna dia sakit dan tak bisa berbicara.

Malam haripun tiba, aku segera pergi kedapur mengambil pisau, tali, kapak dan peralatan lainnya. Aku memasuki kamar ibuku dia sedang tertidur pulas. Aku mengikat tangan dan kakinya ke kasur tempat ia tidur.

Aku menyiramkan air panas ke wajahnya.

"Amelia apa yang kau lakukan lepaskan aku" teriaknya.

"Ohh ibuku sayang jangan lah berteriak kau tidak ingin membangunkan siapapun bukan?" (Ayahku tidur dikamar berbeda).

Aku mengambil pisau memotong lidahnya dan darahpun bercucuran. Senangnyaa. Aku menyayatkan pisauku ke seluruh tubuhnya, menusuk perutnya, jantungnya, dan lehernya. Ia hanya bisa menangis dan menahan kesakitan. Ia pun mati, sayang sekali aku masih ingin bermain dengannya.

Aku belum puas,

"Hai saudaraku apakah kau ingin melihat otak?"

Dia terpaku didepan pintu tidak mengeluarkan suara.

"Ok jika kau mau aku ak!n memperlihatkanya".

Akupun mengambil kapak yang ada dan menebas kepala ibuku tersayang. Aku mengambil otaknya dan memperlihatkan kepadanya.

"Lihatlah! maaf aku tak membuatnya utuh aku membelah tengahnya, tapi yang penting kau melihatnya".

Ia menjerit tapi tak sekeras yang kukira. Akupun mengejarnya dan melemparkan pisau yang tepat mengenai kakinya. Ia kesakitan, sungguh malang.

Aku menarik rambutnya, mencabut pisau itu dan menyayat wajahnya yang sangat mulis itu. Sudah kubilang hari ini berakhirkan? Tentu saja saudaraku mati. Ohh Anatasya andaikan aku baik padaku.

Tak terasa hari sudah mulai pagi aku bergegas ke kamar ayahku, aku menciumnya dan mengucapkan selamat tinggal, mengunci pintunya agar dia tak disangka sebagai pembunuh. Aku membuang semua barang bukti dan melarikan diri ke kostan ku.

Tepat pukul 10 berita pembunuhan itupun sudah menyebar aku hanya bisa tertawa dan meneguk kopiku dengan puas. Reporter berita mengatakan,

"Telah terjadi pembunuhan disebuah rumah megah daerah Bandung. Ada dua korban tewas, sang ibu Angelin dan putrinya Anatasya, sedangkan ayahnya Robert selamat tanpa luka sedikitpun. Keadaan Anatasya sangatlah mengerikan mayanya dipaku di langit langit rumahnya dengan usus, lambung, hati yang keluar dari perutnya. Dia dibunuh seperti babi yang baru disembelih, darah pun ada dimana mana sangat menyeramkan. Kepolisian masih mencari pelaku yang diduga punya dendam besar kepada keluarga ini. Cukup sekian berita yang bisa saya sampaikan. Terimakasih"

Sudah kubilang hari ini berakhirkan?


Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...