Skip to main content

Free WiFi

Perkenalkan namaku Marsha. Aku tinggal disebuah kota kecil di Rusia. Keluargaku tidak memiliki banyak uang dan kurang mampu. Ada banyak hal yang kita tidak mampu. Salah satu hal tersebut adalah Internet.

Suatu hari saat aku di sekolah, salah satu temanku mengatakan kepadaku bahwa dia mendengar tentang layanan baru yang memberikan akses gratis ke Internet. Dia mengatakan, yang harus kita lakukan adalah terhubung ke jaringan mereka, yang disebut "Free WiFi" dan kemudian kita dapat menelusuri Internet sesuka hati tanpa harus membayar sepeserpun. Kedengarannya hampir terlalu sempurna untuk menjadi kenyataan.

Malam itu, ketika aku sampai di rumah, aku memutuskan untuk mencobanya. Aku membuka laptop dan mencari jaringan yang disebut "Free Wifi".
Sinyal yang sangat baik, jadi aku memilih dan mengklik "Connect". Dan Browser Internet-ku muncul dengan latar belakang hitam dan huruf merah yg terlihat jahat, ada pesan : "Selamat Datang di Free Wifi! Terima kasih telah berkunjung! Kami tidak memerlukan pembayaran. Kami tidak memerlukan registrasi. Yang kami mintaadalah beberapa informasi dasar tentang pengunjung kami. Jawablah pertanyaan berikut."
Ada empat gambar pada halaman website tsb. Sebuah bus, perahu, kereta api dan pesawat.
Di bawahnya, ada pertanyaan : "Apa yang biasa Anda gunakan sebagai alat transportasi?"

Saya berangkat sekolah dengan bersepeda, ayah saya tidak memiliki mobil dan kita tidak bisa pergi ke mana pun pada hari libur. Aku tidak menggunakan salah satu dari alat transportasi tersebut, jadi aku hanya memilih secara acak dan mengklik gambar kereta di atasnya.

Kemudian, ada pesan "Terima kasih" muncul di layar dan akupun bisa browsing Internet. Aku sangat senang. Ini adalah jawaban untuk semua masalahku. Sekarang, aku bisa mengatur account Facebook dan tetap berhubungan dengan teman-temanku di Twitter dan Instagram.

Hari berikutnya, saat aku sedang menonton suatu acara di TV, acara itu terganggu oleh sebuah berita darurat. Reporter berita lokal mengatakan bahwa telah terjadi kecelakaan yang mengerikan. Kereta api telah tergelincir dan terjatuh dari lintasannya dan melewati jembatan. Beberapa gerbong terjun ke sungai di bawah dan hampir semua orang di kereta telah tewas.

Aku merasa ngeri. Saat itulah aku teringat website yg saya kunjungi malam sebelumnya. Saya telah memilih gambar kereta. Saya mencoba untuk meyakinkan diri sendiri bahwa itu hanya kebetulan. Maksudku, apa yang akan terjadi jika aku memilih gambar pesawat. Apakah akan ada kecelakaan pesawat di hari berikutnya? Ide yang sangat mengerikan, pikirku.

Malam itu, aku menggunakan Internet lagi. Aku sudah terhubung ke jaringan Free Wifi, dan halaman yang sama muncul lagi. Kali ini, pertanyaannya berbeda.
Ada 4 gambar rumah : sebuah rumah sederhana, rumah berlantai dua, rumah berlantai tiga dan sebuah gedung apartemen. Di bawahnya, ada kalimat yg terdiri dari huruf berukuran besar dan berwarna merah yg menyeramkan yg berisi pertanyaan.
Pertanyaannya : "Mana jenis rumah yg anda tinggali ?"
Keluargaku tinggal di sebuah rumah sederhana dan aku akan memilih opsi "Rumah Sederhana". Jariku sudah di atas tombol mouse, tapi tiba-tiba, aku tidak bisa mengkliknya. Bagaimana jika semua itu benar? Aku bertanya-tanya.Itu adalah pemikiran konyol, tapi aku tidak bisa mengambil resiko itu. Sebaliknya, aku mengklik gedung apartemen, hanyauntuk berjaga-jaga saja. Sebuah pesan "Terima kasih" muncul di layar dan saya dapat terhubung ke Internet lagi.

Keesokan harinya, gedung apartemen yg berada di dekat sekolah saya terbakar. Untungnya, kebakaranitu terjadi pada siang hari, sehingga kebanyakan orang tidak ada di apartemen. Sekitar 20 orang tewas dalam kobaran api. Polisi menduga peristiwakebakaran merupakan murni kecelakaan.

Aku khawatir, peristiwa itu mulai tampak seperti lebih dari sebuah kebetulan. Tidak peduli betapa gilanya. Aku memiliki firasat bahwa entah bagaimana, Wifi gratis dapat menyebabkan tragedi ini. Aku memutuskan bahwa aku akan lebih baik jikaaku tidak menggunakannya lagi.

Namun, malam itu, aku mulai meragukan diriku sendiri. Semakin aku berpikir tentang hal itu, semakin konyol tampaknya. Apakah aku hanya paranoid? Apa hubungannya antara jaringan Wifi gratis dan peristiwa kematian lebih dari 100 orang. Siapa yang akan percaya hal seperti itu terjadi? Setelah merenungkan hal itu selama hampir satu jam, aku yakin itu hanya kebetulan yang gila. Aku mengambil laptopku, lalu menyalakannya, dan langsung terhubung ke Free Wifi.

Browser Internet-ku terbuka. Ada 4 gambar lebih. Ketika saya melihatnya, jantungku berdegup kencang dan nafasku terengah-engah karena ketakutan. Foto-foto itu terdiri dari foto ibuku, ayahku, adikku dan aku...

Dan di bawahnya, terdapat pertanyaan yg terdiri dari huruf berwarna merah dan berukuran besar yg menyeramkan. Dan pertanyaannya adalah :

"Manakah salah satu anggota keluarga favorit anda?"

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...