http://www.horrorcreepypastariddleindonesia.ga/ |
Aku sekarang sedang duduk di depan komputer dengan ketakutan. Setiap detik bisa menjadi akhir bagiku. Temanku di sini bersamaku dan ia satu-satunya alasan mengapa hidupku dalam bahaya. Mungkin awalnya tidak masuk akal, tetapi ijinkan aku bercerita.
Semuanya berawal dari pagi hari ini, ketika temanku masuk ke dalam rumahku dengan berisik dan menutup pintu di belakangnya dengan keras. Matanya melebar ketakutan dan ia berdiri di sana dengan punggung membelakangi pintu, bernapas dengan berat. Aku bertanya padanya apa yang terjadi dan ia memberitahuku:
Dia tinggal dengan bibinya tahun lalu karena orang tuanya di Meksiko. Mereka melakukan misi pekerjaan di sebuah rumah sakit kecil di Meksiko Selatan. Malam sebelumnya, seorang lelaki basah kuyup tersandung di depan pintu masuk rumah sakit. Ia berteriak dalam Bahasa Spanyol dan kembali bangun dengan pikiran yang penuh teror.
Mereka mendudukkan lelaki itu di atas sebuah kursi. Saat ia sudah bisa bernapas dengan normal, ia bercerita dalam Bahasa Inggris yang terpatah-patah. Ia menyatakan saudarinya telah dibunuh oleh sesuatu yang disebut "La Muerto Blanco". Ia terus-terusan mengatakan hal itu juga akan menimpanya kelak.
Merasa bingung, mereka bertanya padanya siapa atau apa itu Muerto Blanco. Dengan ketakutan yang dalam di wajahnya, ia mengatakan bahwa La Muerto Blanco adalah Kematian Putih. Ia adalah jiwa anak perempuan yang meninggal beberapa tahun lalu. Ia mati di tangannya sendiri, katanya lelaki itu, sendirian dan tidak dicintai. Gadis itu sangat membenci hidupnya sehingga ia ingin menghapus semua jejaknya dari bumi. Hasratnya sangat besar untuk melenyapkan ingatannya secara utuh sehingga ia kembali dari kematian sebagai roh yang penuh dendam, bertekad membunuh siapa pun yang mengetahui keberadaannya.
"Ia adalah seorang gadis, tetapi juga bukan seorang gadis," kata lelaki itu. "Ia tidak mati, tetapi juga tidak benar-benar hidup. Ia dingin dan memiliki mata hitam yang mengucurkan darah. Ia berjalan tanpa terlihat setapak demi setapak. Ia mengincar korbannya seperti binatang buruan, mengejar mereka sampai menyeberangi sungai dan lembah, memaksa mereka untuk pulang ke rumah. Kau tidak akan pernah benar-benar menyadari ia mengikutimu, sampai kau mendengar seseorang mengetuk pintu rumahmu. Ketukan pertama, maka ia akan menggunakan kulitmu untuk menambal kulitnya sendiri yang telah membusuk. Ketukan kedua untuk rambutmu, ia akan mengertakan rambutmu diantara giginya. Ketukan ketiga untuk tulangmu yang akan ia gunakan sebagai pemukul. Ketukan keempat untuk jantungmu yang akan ia keluarkan dari dadamu. Ketukan kelima untuk gigimu yang akan ia pelitur dan simpan dalam sebuah kotak. Ketukan keenam untuk matamu yang akan ia cabut satu per satu. Ketukan ketujuh untuk jiwamu yang akan ia telan seluruhnya. Kemana pun kau pergi, Kematian Putih akan mengikutimu dan kau akan mendengar ketukan menakutkan mulai mengetuk pintu rumahmu. Kau bisa mencoba kabur darinya, tetapi ia lebih cepat dari makhluk hidup manapun. Jika kau melarikan diri dari rumahmu saat ia mengetuk pintu, ia akan mengikutimu kemana pun kau pergi."
Lelaki yang ketakutan itu meyakinkan bahwa Kematian Putih yang telah membunuh saudarinya. Ia mencoba untuk memberitahu polisi tentang Kematian Putih, tetapi mereka tidak mau mendengar dan menganggap itu hanya sebuah dongeng nenek moyang yang sudah lampau. Selanjutnya, ia mencoba memberitahu pendeta, tetapi pendeta segera menutup pintu gereja di depan hidungnya. Pendeta telah melihat Kematian Putih mengikutinya dan ia tak mau terlibat.
Dengan kepala diantara kedua tangannya, lelaki yang ketakutan itu berkata bahwa roh itu akan mengikutimu selamanya sampai kau menceritakan tentangnya pada orang lain. Kemudian, ia akan berhenti. Ia akan membunuhmu dan mulai mengikuti orang yang kau beritahu. Setelah menyelesaikan ceritanya, lelaki itu mencuri sebuah mobil di tempat parkir rumah sakit dan menghilang dalam kegelapan malam.
Rupanya, ayah dan ibu temanku segera menelepon bibinya dan menceritakan tentang lelaki aneh yang mereka jumpai. Mereka bertanya padanya apakah ia pernah mendengar tentang Kematian Putih. Bibinya berkata ia tidak pernah mendengar cerita tersebut dan mereka mulai menceritakan dongeng yang lelaki itu kisahkan pada mereka sebelumnya.
Sang bibi menerima telepon lagi setelah malam itu. Telepon tersebut dari Kepolisian Meksiko. Mereka memberitahunya bahwa orang tua temanku ditemukan tewas di luar rumah sakit. Mereka tewas termutilasi menjadi beberapa bagian.
Bibi temanku segera menelepon temanku di sekolah untuk memberitahu berita buruk itu kepadanya. Saat ia sedang menangis, bibinya berkata bahwa ia tak tahu apa yang terjadi. Ia menceritakan kembali seluruh dongeng itu pada temanku, memberitahunya tentang lelaki aneh yang datang ke rumah sakit hanya beberapa jam sebelum orang tuanya ditemukan tewas. Ia menceritakan bagaimana lelaki itu memberitahu orang tuanya sebuah cerita yang aneh dan menggelisahkan tentang sesuatu yang disebut dengan Kematian Putih.
Saat temanku menaruh telepon, ia berjuang untuk memahami apa yang terjadi. Peristiwa itu terasa tidak nyata baginya. Saat ia pulang sekolah, ia menemukan pintu rumah bibinya terbuka. Di dalam ada jejak darah, menuntunnya ke dapur. Di sana, di lantai dapur, ia menemukan mayat bibinya. Tubuh bibinya telah tercabik-cabik.
Temanku lari keluar dari rumah dan menyeberangi kota. Ia tak pernah menoleh ke belakang lagi sampai tiba di rumahku. Saat ia memberitahuku cerita ini, aku sulit untuk mempercayainya. Dalam sehari ibunya, ayahnya, dan bibinya telah dibunuh. Hal itu terlihat sulit dipercaya. Tetapi sebelum aku mengatakan sesuatu, kami terlonjak ketakutan saat sebuah ketukan mulai terdengar dari pintu depan.
Kami sudah menatap pintu selama satu jam, kami berdua tidak mau membukanya. Ketukan itu masih terdengar, semakin keras dan semakin keras. Ia tidak pernah menyerah. Ia tidak pernah berhenti. La Muerto Blanco tidak dapat dihentikan. Aku berpikir ia ingin menakuti kami, aku dan temanku. Aku berpikir ia ingin kami menyalahkan satu sama lain. Dan ya, aku menyalahkan temanku. Ini semua kesalahannya. Dia seharusnya tidak pernah bercerita tentang roh itu. Saat aku duduk di rumahku di sebelah temanku, kami berdua mendengarkan ketukan menyeramkan itu semakin keras, aku mengharapkan banyak hal. Aku berharap ia membunuh temanku sebelum mencapai rumahku. Jika saja ia tidak pernah menceritakan tentang roh itu padaku, aku tidak akan dalam keadaan bahaya seperti sekarang. Aku menyesal pernah bertemu dengannya.
Aku minta maaf padamu. Aku minta maaf membuatmu membaca cerita ini. Aku minta maaf pernah memberitahumu tentang Kematian Putih. Karena sekarang kau tahu tentangnya, ia selanjutnya akan mendatangimu.
No comments:
Post a Comment
Creepypasta Indonesia, Riddle Indonesia, Cerita Seram, Cerita Hantu, Horror Story, Scary Story, Creepypasta, Riddle, Urban Legend, Creepy Story, Best Creepypasta, Best Riddle, short creepy pasta, creepypasta pendek, creepypasta singkat