Skip to main content

Not All Of Us Snap

http://www.horrorcreepypastariddleindonesia.ga/
http://www.horrorcreepypastariddleindonesia.ga/

"Aneh sekali," kataku pada petugas penyidik, "sepertinya hal-hal semacam ini nampak selalu terjadi, saat ada skandal nasional besar. Perhatian orang-orang jadi teralih."

"Seberapa dekat Anda dengan Tuan Walker?"

"Tidak terlalu dekat. Dia bekerja di ruangan kubus sana, tapi nyaris tak pernah bicara dengan orang lain. Benar-benar pria pendiam. Saya yakin, Anda sudah tahu hal itu, bukan?"

"Apa Anda melihat sikap aneh darinya belakangan ini?"

"Sebelum dia memberondong isi mall? Tak banyak."

"Terima kasih. Jika ada beberapa pertanyaan yang butuh kami ajukan-"

"Oh sebentar. Dia punya dua ponsel. Setiap pagi, dia meletakkan salah satunya di sebelah keyboard layaknya sebuah ritual saja. Saya tak mengerti. Dua tahun terakhir, saya tak pernah mendengarnya berdering, sampai hari itu. Walker nyaris jatuh dari kursinya, benar-benar kaget. Saya melihatnya mengangkat panggilan dari ponsel itu, dan tak lama kemudian, dia pergi begitu saja dari kantor, dan tak pernah kembali. Mungkinkah ada kabar buruk?"

Aku bersumpah, penyidik itu menatapku selama tepat satu menit lamanya. Kemudian dia mengangguk, mencatat keterangan dariku, dan beralih menuju rekan kerjaku yang lain.

Semua itu terjadi sudah beberapa waktu yang lalu. Tak lama setelahnya, saat sedang lembur sampai malam, kudengar suara ponsel berdering. Aku mencari sumbernya hingga sampai ke laci meja Walker. Di bawah foto putri mungilnya, kudapati ponsel kedua miliknya. Bodohnya lagi, aku menjawab telepon itu, seolah mereka tahu benar aku akan mengangkatnya.

Mereka mengatakan akan menelepon lagi suatu saat dan mereka kemudian menjelaskan kenapa aku harus, benar-benar harus, mengangkat panggilan telepon itu. Semuanya mereka jelaskan sedetail-detailnya: teror, ancaman, dan segala kengerian yang mereka ucapkan dengan begitu efisien dan persuasif.

Sekarang, aku menjadi begitu pendiam. Aku datang ke tempat kerja, mengeluarkan ponsel itu, dan meletakannya di tempat yang bisa dengan mudah kujangkau jika berbunyi; di samping foto keluarga kecilku. Aktivitas selanjutnya adalah mengecek berita di internet, berdoa agar skandal besar tidak muncul ke permukaan. Saat skandal semacam itu muncul, aku berdoa dalam kekhawatiran -bahkan nyaris putus asa- agar semoga, namaku belum muncul di baris teratas dalam daftar panggilan mereka.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...