Skip to main content

Wax Museum

Ada seorang anak bernama thomas, dia baru berusia 12 tahun. Kedua orangtuanya meninggal dan tidak ada kerabat yang mau menerima thomas. Jadi, thomas tinggal sendirian.

Suatu hari, ada sirkus keliling yang mampir di tempat thomas tinggal.

Pertunjukan yang diadakan sirkus keliling itu sama seperti sirkus pada umumnya.. bahkan, mereka punya museum lilin sendiri.

Thomas sangat menyukai museum lilin mereka, karena menurut thomas patung patung disini sangat asli dan luar biasa bagus detailnya.

Setiap hari thomas selalu datang kemuseum lilin tersebut.

Sampai suatu hari, sirkus keliling tersebut akan pergi ke kota lain, thomas meminta izin pada pemilik sirkus untuk berlama lama di museum lilin.

Pemilik sirkus itu mengizinkan thomas , bahkan thomas akan dipertemukan dengan pembuat patung lilin itu.

Thomas sangat senang mendengar hal itu.

Malam ini, thomas menghabiskan waktunya di museum lilin.. tapi, tiba tiba thomas mendengar suara pintu ditutup dan dikunci. Thomas segera berlari menuju pintu keluar.

Dia berusaha membuka pintu itu. Dia berteriak minta tolong. Tapi, tidak ada yg mendengar

Seketika, ia merasakan ada yang menepuk pundaknya. Dia berbalik dan ia melihat sang pemilik museum.

Esok harinya, sirkus keliling menambah satu hari dikota thomas tinggal.

Danny, teman thomas datang untuk melihat lihat. Danny masuk ke museum lilin dan ternyata ada satu patung baru.

Patung anak laki-laki berusia sekitar 12 tahun, dan wajahnya mirip Thomas.

Danny memperhatikan lebih dekat dan ia melihat mata patung itu berkedip dan sepertinya patung itu menangis.

Danny merasakan ada hal yang aneh dengan museum lilin ini.

Saat itu juga, Danny merasakan ada yg menepuk pundaknya dan yang menepuk pundaknya adalah sang pemilik museum

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...