Saturday, October 7, 2017

Call Me Tomorrow, Okay?

http://www.horrorcreepypastariddleindonesia.ga/
http://www.horrorcreepypastariddleindonesia.ga/

Masih tak ada pesan masuk di ponselku... Kupikir dia tidak akan meneleponku balik setelah semua ini. Aku benar-benar tidak menyalahkan dia sepenuhnya akan hal ini, mungkin aku bertindak terlalu cepat kemarin.

Aku memperhatikannya sejak lama sebelum akhirnya dia memperhatikanku. Rambut hitamnya yang berkilau dan mata birunya yang tak wajar. Aku bukan satu-satunya orang yang memperhatikannya, sangat meyakinkan. Gerakannya yang elegan. Dan senyumannya... Senyumnya. Aku bisa mabuk kepayang melihat senyumannya itu.

Masih belum ada pesan masuk... Aku berpikir untuk meneleponnya, mungkin minta maaf karena bertindak terlalu cepat kemarin. Aku seorang yang penakut, aku tahu itu, tapi aku hanya tidak bisa menghubunginya. Lagipula, dia telah berjanji untuk meneleponku jika dia telah siap. Aku pun menunggu. Aku akan bersabar.

Aku tahu, secara iseng aku akan berpura-pura sedang berjalan-jalan melewati rumahnya. Hanya untuk melihatnya jika dia memang ada di rumah. Mungkin dia sedang keluar, itu akan menjadi alasan mengapa dia masih belum menghubungiku juga.

Tempat tinggalnya berjarak satu jam setengah dari rumahku, cukup jauh. Mungkin dia merasa malu dan takut meneleponku. Laki-laki bodoh. Aku akan menemuinya dan mengatakan padanya agar dia tidak perlu takut. Aku tidak peduli jika dia butuh waktu lama.

Dia tinggal agak terpencil di sebuah peternakan di pinggir kota. Aku dapat mendengar suara domba di kandangnya begitu aku mendekat. Jantungku berdegup ketika aku melihat cahaya memancar dari dalam. Dia pasti ada di dalam, dia memberitahuku kemarin bahwa orang tuanya akan pergi selama weekend. Mereka meninggalkannyauntuk mengurus domba-domba di peternakan dalam beberapa hari.

Kasihan, semua tugas itu pastilah berat. Dia mungkin memang terlalu sibuk sehingga tidak punya waktu untuk meneleponku. Aku harus tinggal di sini sampai orang tuanya kembali dan membantunya mengurus domba-domba itu.

Kuketuk pintunya, namun dia tidak menjawab. Mungkin dia tertidur. Membayangkan wajah tampannya yang lembut saat tidur membuatku tersenyum sendiri. Aku mencoba untuk membuka pintunya, dan ternyata tidak dikunci. Memang di daerah jarang terjadi kejahatan, sehingga kupikir mengunci pintu merupakan hal yang tidak perlu. Kucoba sebisa mungkin untuk tidak membuat suara saat aku menyelinap ke dalam rumahnya. Aku ingin memberikan kejutan.

Aku mengendap-endap pada setiap anak tangga yang kunaiki. Akhirnya, aku sampai di kamar tidurnya dan dengan perlahan kubuka pintunya. Di sanalah dia, berbaring di atas ranjangnya. Dengan perlahan dan sehening mungkin aku menyalakan lampu mejanya agar aku bisa melihat wajahnya.

Matanya yang biru terbuka, menatap ke langit-langit kamar dan keseluruhan wajahnya berlumuran darah. Pipinya tersobek-sobek, kulitnya hampir terlepas dan nampak menggantung di sisi wajahnya. Dia kehilangan kuku-kuku tangannya, tampaknya telah disusun dengan sedemikian rupa di ranjang. Dan di dadanya yang telanjang terukir beberapa kata.

Aku menatapnya, tanganku menutupi mulutku. Dia masih dalam keadaan yang sama seperti saat kutinggal kemarin. Dia pasti sangat lelah sehingga tidur sepanjang hari. Sangat menggemaskan! Kukecup dahinya dengan lembut, memastikan bahwa aku tidak membangunkannya. Kemudian kutulis pesan lain di bawah pesan yang telah ada di dadanya, agar dia tahu aku akan selalu ada kapan pun dia membutuhkanku.

Kutinggalkan ruangan, dan keluar dari rumahnya. Kupikir ini sudah saatnya bagi para domba untuk tidur juga. Dan besoknya aku akan memperkenalkan diriku kepada orang tuanya. Aku yakin mereka akan menyukaiku juga.

No comments:

Post a Comment

Creepypasta Indonesia, Riddle Indonesia, Cerita Seram, Cerita Hantu, Horror Story, Scary Story, Creepypasta, Riddle, Urban Legend, Creepy Story, Best Creepypasta, Best Riddle, short creepy pasta, creepypasta pendek, creepypasta singkat