Skip to main content

Google-ing Yourself

http://www.horrorcreepypastariddleindonesia.ga/
http://www.horrorcreepypastariddleindonesia.ga/

Jangan pernah googling dirimu sendiri. Mengapa? Karena kau mungkin tidak akan suka dengan apa yang kau temukan...

Pada suatu hari, aku sedang bosan sehingga kuputuskan untuk mencari namaku sendiri di Google. Aku memiliki nama yang cukup langka, jadi aku tidak terlalu berharap menemukan banyak hasil pencarian. Bayangkan betapa terkejutnya aku saat aku menemukan sebuah website yang memiliki nama lengkapku sebagai domain-nya.

www.(namaku).com

Saat aku meng-klik link tersebut, ia membawaku ke sebuah papan pesan. Aku melihat profil pemilik website dan menemukan bahwa orang yang memiliki website tersebut seumuran denganku. Bahkan, ia memiliki hobi dan ketertarikan yang sama denganku. Tidak ada postingan apa pun di website-nya, tapi aku penasaran. Jadi, aku menyimpannya dalam website favoritku.

Kira-kira sebulan kemudian, saat aku melihat kembali website tersebut, aku menemukan lebih banyak konten. Ada beberapa postingan, kebanyakan hal-hal biasa seperti "cuaca hari ini bagus" atau "aku sangat bosan di tempat kerja". Hal-hal yang alami.

Namun demikian, semakin lama aku melihatnya, aku mulai memperhatikan semakin banyak kebetulan. Orang itu tinggal di kota yang sama denganku. Hal itu membuatku berpikir, aneh benar jika dua orang dengan nama langka yang sama bisa tinggal di kota yang sama pada waktu yang sama pula.

Satu hal lagi, aku memperhatikan bahwa isi dari postingannya cukup mirip dengan kehidupanku sendiri.

Pada suatu hari, aku pergi untuk menonton pertandingan baseball. Saat aku mengecek website-nya pada malam itu, aku menemukan bahwa pemilik situs tersebut pergi ke tempat yang sama denganku. Awalnya, aku tidak terlalu memikirkannya. Tak heran karena ribuan orang di kota juga mendukung tim baseball yang sama.

Hal itu mulai terlihat seperti kebetulan yang sederhana. Kapan pun aku mengecek website itu, aku akan melihat detailnya yang terlalu mirip denganku. Misalnya, si pemilik menyebutkan nama anjing yang sama seperti nama anjingku saat aku masih kecil. Si pemilik website memposting foto mobil. Itu adalah mobil dengan model yang sama dengan mobil yang kukendarai saat aku kuliah. Website itu menulis tentang makan di sebuah restoran tertentu. Itu adalah restoran yang sama-sama kukunjungi saat aku bekerja di tempat kerjaku dulu.

Pada suatu hari, saat aku melihat papan pesan, pemiliknya menulis, "Selamat ulang tahun!"

Hari itu adalah ulang tahunku.

Aku memutuskan untuk menulis di papan pesannya untuk pertama kalinya karena penasaran. Aku akan menuli ucapan selamat ulang tahun, lalu memberitahunya bahwa kami memiliki nama yang sama.

Namun demikian, saat aku mencoba menulis sesuatu, aku menyadari tidak ada tempat untuk mengetik pesan. Itu bukan papan pesan, hanya halaman statis.

"Aneh," pikirku.

Dengan kata lain, siapa pun pemilik website telah bekerja keras membuat website itu terlihat seolah-olah sebuah situs interaktif... seolah-olah ada orang lain yang mempostingnya... tetapi sebenarnya, semua isinya telah dibuat dibuat oleh pemiliknya.

"Mengapa ada orang yang membuat hal seperti itu?" tanyaku penasaran.

Aku memutuskan untuk mengirimkan sebuah e-mail ke pemiliknya.

Tulisannya: "Hai. Percaya atau tidak, kita memiliki nama yang sama. Senang berjumpa denganmu!"

Itu hanyalah sebuah e-mail ramah tamah.

Hari berikutnya, saat aku mencoba melihat website tersebut, aku mendapati website tersebut telah hilang. Sepertinya sudah dihapus.

Kemudian, aku membuka e-mailku.

Ada satu jawaban. Saat aku melihatnya, keringat dingin menetes menuruni leherku.

Di sana hanya tertulis: "AKU MENEMUKANMU!"

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...