Wednesday, September 13, 2017

WRITING ON THE WALL


WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker.

Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya.

Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit.

"Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku.

"Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup.

Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi sebuah dapur, kami menemukan lebih banyak tulisan lainnya di dinding itu.

Yang tertulis "Saya berada di sebuah kamar di lantai atas."

Kami berjalan menaiki tangga ke lantai dua. Aku memimpin jalan dan temanku mengikutiku dari belakang. Aku tidak takut, tapi ia mulai terlihat sedikit gelisah.

WRITING ON THE WALL  - Ketika kami sampai ke bagian atas tangga, kami berbalik ke arah kiri dan berjalan dengan hati-hati menyusuri lorong yang sempit.
Di ujung lorong ada pintu tertutup dengan beberapa tulisan di atasnya.

"KAMU AKAN MENEMUKANKU DI RUANGAN INI." Sekarang, temanku tiba-tiba gemetar karena ketakutan. Bulu kudukku keluar juga, tapi aku tidak ingin menunjukkan hal itu. Dia bilang dia tidak mau pergi lebih jauh, tapi aku bersikeras, mengatakan kepadanya bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Aku berbalik memegang pegangan pintu yang menyeramkan itu. Kami melangkah ke kamar dan tidak menemukan apapun. Ada dua pintu yang tertutup di kedua sisi. Dan yang lebih menyeramkan, ada sebuah tulisan di dinding.
Yang tertulis :

"Kepalaku ada belakang pintu, tengoklah di sebelah kanan."

Temanku melihat ini, ia benar-benar kehilangan nyali. Dia memberi tanda dan berpaling untuk lari. Aku menangkap dan memegang lengan-nya, tapi ia menepisku dan melarikan diri melalui pintu yang terbuka. Aku mendengar jejak yang menghilang menyusuri lorong.

Aku meluruskan tekadku. Aku bertekad untuk menjadi pemberani dan melawan rasa takutku.

Menguatkan keberanianku, aku membuka pintu di sebelah kanan dan berjalan ke dalam. Aku berjalan ke sisi lain ruangan dan dinding, ada tertulis dalam huruf yang begitu kecil, yang tertulis : "Tubuhku ada di Bawahmu."

Kemudian Aku memandang ke bawah lantai. Aku sedang berdiri di tulisan yang lebih banyak. Aku melangkah kembali dan melihat kata-kata

"kepalaku datang dari kamar di belakangmu. Berbaliklah."

Aku mendengar pintu belakangku berderit. Ada bayangan yang bergerak di belakang pintu. Tiba-tiba sesuatu kembali ke ruangan untuk beristirahat ke dalam dinding.

Itu adalah temanku yang kepalanya sudah terpotong.

WRITING ON THE WALL - Dia sudah mati, matanya tampak menatapku. Aku Berteriak dengan ketakutan, aku melemparkan diriku melalui jendela yang terbuka dan jatuh ke tanah. Aku terjatuh dan merasa sangat sakit, aku berlari pulang, menangis dan berteriak memanggil orangtuaku.

Polisi telah dipanggil dan mereka menghancurkan bangunan itu. Pada awalnya, mereka tidak menemukan apa-apa. Tidak ada apapun, bahkan tulisan di dinding-pun tidak ada. Mereka memeriksa rumah dari atas ke bawah, tetapi tidak menemukan jejak temanku.

Kemudian mereka ke atas lantai... Tubuhnya tergeletak di bawah. Tapi mereka tidak pernah menemukan kepalanya....

No comments:

Post a Comment

Creepypasta Indonesia, Riddle Indonesia, Cerita Seram, Cerita Hantu, Horror Story, Scary Story, Creepypasta, Riddle, Urban Legend, Creepy Story, Best Creepypasta, Best Riddle, short creepy pasta, creepypasta pendek, creepypasta singkat