Skip to main content

Kotoribako - Bagian 3


Aku kembali.. dan aku akan menceritakan apa yang mereka katakan padaku kemarin.. hal ini akan cukup panjang dan mungkin akan membuatmu mati bosan..

Kami berbicara selama hampir lima jam, dan aku mengandalkan memoriku untuk mengulang bagian penting dalam pembicaraan kami.

Pada malam keenam, kami berkumpul di tempatku untuk mendengar cerita dari Haruna. Tapi, sepertinya haruna sedang ada masalah dengan keluarganya. Keluarga dan tetangganya agak kecewa dan marah saat gudang itu dirobohkan. Jadi, kami berpikir.. lebih baik berkumpul di tempatnya.

Untuk lebih memahami cerita ini, aku akan memberi tahu nama-nama tambahan disini. Atsuko (ibu Haruna), Daichi (ayah Haruna), Mariko (nenek Haruna), Taro (kakek Haruna yang sudah meninggal), dan Junji (tetangga Haruna). Karena kakak Haruna sedang berada di luar kota, jadi dia tidak bisa ikut berkumpul disini.

Setelah kami tiba, Haruna langsung menceritakan semuanya..

Pertama, ketika para kontraktor muncul di rumah Haruna dan bersiap merobohkan bangunan kecil itu, Junji berbicara pada Daichi dan Atsuko. Haruna tidak sengaja mendengar percakapan mereka dan menyadari bahwa Junji mengetahui sesuatu tentang kotak itu. Pada saat itu, Haruna belum menceritakan pada kedua orang tuanya tentang apa yang telah terjadi di apartemenku.

"Jangan robohkan bangunan itu!" Junji berteriak.

"Apa kau mengetahui sesuatu tentang kotak yang ada di dalam sana?", Haruna bertanya

"Kau tidak boleh merobohkan bangunan itu!", Junji bersikeras.

"Apa sebenarnya alasanmu melarang kami merobohkan gudang ini? Apa ada hubungannya dengan kotak itu?"

"Kau sudah menemukan kotak itu?" Mata Junji terbuka lebar.

"Memangnya kenapa kalau sudah kutemukan?"

"Apa kau baik-baik saja?" Junji terlihat cemas. Kemudian Haruna menjelaskan semuanya.

"Ini salahku... Ini semua salahku, maaf aku tidak mengatakan apapun sebelumnya.. tapi aku janji akan menceritakannya.. aku akan segera kembali."

Setelah itu, Haruna memutuskan untuk menceritakan semua yang terjadi pada kedua orang tuanya, dan kami akan mendengar langsung cerita dari Junji. Junji dan Daichi setuju untuk bertemu.

"Boleh aku bertanya sesuatu?", Mamoru membuka pembicaraan dan tidak ada yang menolak. Mamoru menarik napas berat dan berkata, "Junji, boleh saya panggil seperti itu? 4

Kotak itu berada di bawah pengawasanmu kan? Jika kau mengatakan "kutukan", tidak akan ada yang mempercayaimu, benarkan? Tapi kotak itu berbeda, kakek dan ayahku sering menceritakannya padaku.

Mamoru menatap Junji dengan matanya yang dingin dan gelap."Aku marah, ayahku juga. Maksudku, bagaimana bisa kau mengabaikan amanat nenek moyangmu? Bahkan jika kau belum pernah bertemu dengan mereka. Aku berasumsi kau tahu tentang kotak itu dan kau mungkin ingin melarikan diri."

"Maksudku, tentu saja. Segera setelah aku melihat kotak itu, aku pun ingin cepat-cepat keluar dari sana. Tapi, aku mempertimbangkan apa yang terjadi jika aku meninggalkan kotak itu begitu saja."

"Jika kejadian ini tidak ditangani dengan tepat, kau perlu menjaganya selama sepuluh, dua puluh, tiga puluh tahun, atau bahkan lebih lama. Jika sungguh terjadi, hal itu akan sangat mengerikan. Bukan hanya itu masalahnya, jika hal itu sampai terjadi di sini, bagaimana caranya membuang kotak lain yang tersisa?

"Bagaimana kalau Haruna tidak pernah menemukan kotak itu? Bagaimana kalau kutukan kotak itu menimpa kami semua?", Mamoru berhenti bicara dan menatap serius semua orang. "Haruna mungkin sudah mati kalau aku tidak ada disana waktu itu. Lebih buruknya lagi, kotak-kotak lain mungkin sudah mulai menyebabkan masalah bagi orang lain.

ANDA JUGA MUNGKIN MENYUKAI

No stories available.

"Jadi Junji, saya benar-benar ingin tahu mengapa semua ini bisa terjadi. Bisakah Anda ceritakan semuanya? Sebelum Anda berbicara, pahamilah betapa seriusnya masalah ini. Riho juga ada disana waktu itu, dan dia masih dalam usia mampu mengandung anak. Dia juga bukan orang luar, dia adalah korban. 3

"Dan Kouji," dia melihat ke arahku, "Mungkin orang luar. Atau dia mungkin tidak, tergantung pada bagaimana kau melihat situasi. Sebenarnya, kau mungkin mengenali nama ini: Kajitani. Kajitani... Nah, itu nama yang cukup menarik di sekitar sini, kan? "

"Ya... itu adalah...", Junji menatapku dengan mata lebar sebelum dia mulai berbicara. Dia berdeham dan kemudian mulai bercerita..

"Menurutku sebaiknya aku mulai dengan menjelaskan apa sebenarnya kotak itu. Ada tiga keluarga dibebankan tugas melindungi Seven - aku, temanmu di sini, dan Inoue yang tinggal di seberang jalan. Keluarga kami sepakat untuk bergiliran menjaganya. Satu keluarga akan terus menjaganya sampai kepala rumah keluarganya meninggal.

Setelah pemakaman, kepala rumah tangga keluarga berikutnya akan memperoleh kotak itu dan menjaganya sampai dia meninggal. Kemudian, keluarga berikutnya akan mengulanginya, begitu seterusnya. Setelah kotak diteruskan, menjadi tanggung jawab penjaga baru untuk memberi informasi kepada penjaga berikutnya tentang keberadaan kotak itu.

"Tentu saja, ada kemungkinan tidak ada ahli waris. Jika hal itu terjadi, maka penjaganya menunggu sampai ahli waris lahir. Jika keluarga penjaga tidak mampu menghasilkan ahli waris, maka keluarga mereka akan dilewati dan keluarga selanjutnya akan diminta untuk menjaganya.

"Aturannya berlaku sama pada kotak lainnya. Mungkin ada tiga atau empat keluarga yang harus bertanggung jawab, tetapi dipastikan bahwa Seven bukan satu-satunya kotak yang ada. Antara keluarga yang sedang menjaga kotak, tidak boleh saling memberitahu.

"Kau mungkin penasaran, kenapa kita harus terus mengoper kotak itu. Mengopernya antara keluarga yang bertugas menjaga kotak itu akan melemahkan kekuatannya. Sementara kekuatannya melemah dibanding saat pertama dibuat, siapapun penjaganya harus memastikan untuk menjauhkannya dari jangkauan wanita dan anak kecil. Keluarga yang sedang tidak menjaga kotak itu harus terus mengawasi rumah keluarga penjaganya.

"Kami juga menerima jimat dari keluarga Mamoru, dan mengganti jimat tua yang telah disisipkan ke dalam kotak. Kotak itu harus dirawat beberapa tahun sebelum kita memberikannya kepada keluarga berikutnya untuk diurus secara permanen."

"Dan..", Mamoru memotong, "Seperti janji keluargaku, kami merawatnya... dan mengadakan layanan untuk itu. Kami bertugas memperbarui catatan tentang kotak dan para walinya."

"Itu benar..", lanjut Junji. "Kalau dilakukan dengan benar, aku seharusnya sudah menerima kotak dari Taro setelah dia meninggal... Tapi aku tidak menerimanya. Aku terlalu takut. Maafkan aku. Setelah ayah dari keluarga Inoue meninggal, Taro mengambil dan mengurus kotak itu dari mereka. Aku harusnya mengambil kotak itu ketika giliranku tiba. Aku tahu bahwa kotak itu tidak berdampak pada laki-laki, tapi aku masih terlalu takut.

Aku harusnya menerima kotak setelah pemakaman, dan itulah hari yang kutakutan. Tapi hal itu tidak pernah terjadi. Beberapa hari setelah pemakaman, aku masih menunggu kotak itu.

"Aku pergi ke rumah Inoue dan bertanya apakah mereka punya ide. Satu-satunya kesimpulan yang kami tahu adalah keluarga Daichi tidak tahu tentang kotak itu. Artinya, kami berdua mungkin bisa bebas dari beban itu yang merupakan harapan besarku. Aku memastikannya dengan bertanya secara tidak langsung pada Daichi mengenai kotak kotoribako. Daichi mengatakan bahwa dia tidak pernah mendengar hal seperti itu. Setelah yakin, aku terus mengawasi kotak itu selama dalam penjagaan keluarga Haruna.

"Mr. Inoue mengganti jimatnya dan kemudian kotak pindah ke Matsue. Jika dia melakukannya, kelompok-kelompok yang menjaga kotak lain akan berasumsi bahwa kewajiban kami akhirnya selesai.

"Aku terus mengawasi gudang, bagaimanapun juga. Aku berencana membawa kotak itu ke kuil Mamoru saat tahun yang disepakati tiba.

"Tapi.. aku minta maaf. Aku sangat, sangat menyesal". Napasnya menjadi tegang, tapi setelah beberapa saat diam, Junji lanjut berbicara. "Bahkan jika Haruna atau ibunya terlalu dekat dan sampai meninggal, Daichi tidak akan tahu bahwa kotak itu ada. Anggota keluarga kelompok kami juga tidak diizinkan untuk menghubungi kelompok penjaga kotak lain, sehingga Inoue dan aku berasumsi kami tidak akan ketahuan. Maafkan aku.

"Itu sebabnya aku tidak bisa memberitahu lebih lanjut tentang kotak-kotak yang lain - kami dilarang datang dan melakukan kontak dengan mereka. Aku tidak menyangka kejadiannya akan jadi seperti ini. Aku sangat menyesal". Junji berlutut dan memohon maaf .

Daichi berbicara sejenak dan mengatakan bahwa ayahnya, sebelum meninggal, mengatakan untuk menghindari gudang. Daichi berpikir mungkin ada sesuatu yang menakutkan di gudang, menunggu untuk ditemukan seseorang.

Setelah itu, kami mendiskusikan bagaimana kekacauan ini dimulai. Daichi hendak meratakan gudang, dan Haruna sedang membersihkan gudang saat dia menemukan kotak itu. Haruna menunjukkan kotak itu pada keluarganya, dan neneknya kaget saat mengingat kotak apa itu.

"Huh. Jadi itu yang terjadi.. walaupun kau tidak menerima kotak itu, kau tetap harus mengawasinya. Itulah kenapa kau tidak mencoba kabur. Semua siksaan ini pasti berat bagimu, Junji." ujar Mamoru

Tapi masih 19 tahun lagi sebelum kotak itu kembali ke kuil keluargaku, betul kan? Jadi, bahkan jika kau telah menyelesaikan giliranmu, aku mungkin akan menjadi satu-satunya yang melakukan ritual pembersihan dan menyingkirkan kotak itu, hahah!"

Aku tidak tahu bagaimana Mamoru bisa tertawa di situasi seperti itu.

"Haruna, Daichi, Mariko, dan Atsuko," dia beralih serius lagi kepada keluarga itu. "Apa yang sedang kita bicarakan mungkin tidak berarti banyak bagi kalian. Mungkin karena kalian belum mengerti betul semua ini. Tapi ini nyata. Mungkin terdengar gila kalau membicarakan kutukan dan kotak ajaib di jaman seperti sekarang, tapi aku akan serius disini. Aku ingin kalian tidak terlalu marah pada Junji.

"Kau tidak tahu kotak itu berada dimana ataupun kotak apa itu. Bahkan jika kotak itu jelas sangat berbahaya untuk orang-orang, kotak itu sudah tidak berada disana. Kalian semua aman. Dengarlah cerita ini sebagai cerita menarik dan maafkan dia. Jika kau keberatan melakukannya untuk dia, lakukanlah untukku."

Junji tidak berani menatap mereka dan menundukkan kepalanya. Aku bisa melihatnya merasa sangat malu dan menyesal.

"Anyway," Mamoru menarik perhatian, "Aku yakin kalian pasti ingin tahu apa yang ada di dalam kotak itu. Jujur aku tidak tahu segalanya, tapi aku akan mengatakan semua yang aku tahu.

Kotak itu bernama kotoribako yang berarti 'kotak perangkap' atau lebih tepatnya 'kotak penculik anak'. Isinya adalah beberapa bagian tubuh anak kecil yang dibunuh dan dimasukkan ke dalam kotak.

Kotak itu dibuat sekitar tahun 1865 dan 1885 oleh para Burakumin - desa tempat suku-suku terbuang yang terus ditekan populasinya (semacam pembantaian ras). Ketika desa itu masuk dalam yuridiksi pemerintahan kota, hukuman yang berlaku menjadi semakin parah dan diskriminatif."

"Kau tahu tentang pemberontakan di pulau Oki kan? Hampir setahun berlalu sebelum akhirnya kejadian pemberontakan mereda. Salah seorang penduduk yang merupakan kepala pemberontak lari ke kota ini. Nama keluarga dari kepala pemberontak itu adalah Kajitani."

Aku terkejut.. Kajitani adalah nama keluargaku..

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...