Thursday, September 21, 2017

Penyesalan Penjelajah Waktu

Aku penjelajah waktu.

Tadinya.

Aku bisa menjelajah waktu kapanpun aku mau, ke masa lalu, atau masa depan.

Rasanya bisa kukatakan aku ilmuwan jenius menjadi orang pertama di masaku yang menemukan perjalanan waktu. Aku bilang rasanya karena aku tidak ingat masa laluku. Saat aku memiliki kemampuan ini, aku hanya ingat euforianya. Penglihatanku memancarkan warna yang belum pernah kulihat sebelumnya, tubuhku meluruh ke jutaan partikel kecil, dan tiba-tiba saja, aku sudah ada di masa lain. Keren kan?

Masalahnya adalah, saat aku melakukan perjalanan, lewat terowongan yang mengeluarkan semua partikel dan atom yang merupakan bagian tubuhku, aku kehilangan sebagian kecil memoriku, entah di mana. Saat perjalanan pertamaku, aku sungguhan lupa semua hal.

Sejak saat itu, aku mulai hati-hati dalam melakukan perjalanan waktu dan seberapa sering aku melakukannya. Aku memilih untuk membatasi kemampuanku untuk menghindari peluang lupa hal yang penting. Aku lupa banyak hal, beberapa lebih kecil dari yang lain.

Setahun lalu misalnya, aku lupa warna rambutku, namun langsung ingat karena ada kaca. Tapi pernah kejadian yang lebih buruk, misalnya aku lupa bernafas, sehingga memaksaku lompat dari mesin dan membuatku pingsan hingga tubuhku bisa bernafas secara mandiri.

Rasa penasaranku yang membuatku kacau.

Saat tanggal 18 Juni 9214, para ilmuwan, dengan bantuan komputer super canggih membuat prototip mesin penemuan yang bisa meramalkan kemungkinan yang ada dari sebuah kejadian yang akan datang. Para pemikir dari milenium ini bisa melihat masa depan. Tampilan hasil tersebut, berbentuk kode dan teks, membuat para ahli pemrograman seolah balita yang bermain-main dengan C++.

Bagaimanapun juga, hasil ramalan tersebut bisa terbaca dan memprediksi. Program ini berjalan 3 tahun dan memberi gambaran akurat masa depan.

Tapi tahun 9217, mesin tersebut berhenti beroperasi. Gambaran dari tanggal yang ada tidak jelas, bahkan sampai ke komputer supernya. Ilmuwan berteori bahwa inilah akhir dari kehidupan, lawan dari penciptaan ledakan besar. Para penganut agama mengatakan inilah kiamat bahkan akhir dari Tuhan itu sendiri. Namun aku ingin tahu lebih jelas.

Mesin tersebut masih bisa memberi tanggal dari tahun terakhir tersebut dan gambar buram dari bumi yang hancur. Karena aku penjelajah waktu, aku merasa hebat karena tahu informasi yang orang lain tidak tahu. Ini menjadi alasan kenapa aku kesana, untuk mencari tahu dengan jelas kenapa ini bisa terjadi.

Dan aku berhasil pergi, sungguh menyesal kenapa aku berhasil.

Aku gemetar, perutku mual, aku takut.

Bukan karena di depanku ada pria tinggi dengan senyum jahatnya dan jalan ke arahku.

Bukan karena teriakan kencang yang kudengar di telingaku yang bahkan tidak mirip teriakan manusia.

Bukan karena di depan mataku, neraka sungguhan telah muncul di bumi.

Tapi karena aku lupa caranya menjelajahi waktu.

No comments:

Post a Comment

Creepypasta Indonesia, Riddle Indonesia, Cerita Seram, Cerita Hantu, Horror Story, Scary Story, Creepypasta, Riddle, Urban Legend, Creepy Story, Best Creepypasta, Best Riddle, short creepy pasta, creepypasta pendek, creepypasta singkat