Skip to main content

Lenyap


Butuh beberapa hari untuk kami menyadarinya. Hali ini dimulai dari perasaan yang aneh, seperti sesuatu yang hilang. Kemudian mereka mengumumkan suatu berita yang aneh, yaitu ilmuan menyatakan bahwa tidak ditemukan lagi satupun serangga yang terlihat di planet ini.

Para ilmuan senior mencoba untuk meneliti penyebab lenyapnya serangga-serangga tersebut, namun mereka semua tidak menemukan petunjuk apapun. Ketika aku mendengar kabar ini aku tidak yakin apakah aku harus senang atau khawatir.

 Awalnya aku senang karena tidak ada lagi yang namanya nyamuk ataupun kecoa di rumah, tetapi aku teringat akan kata-kata Einstein yang terkenal  "Jika lebah menghilang dari permukaan bumi, maka manusia tidak akan bertahan hidup lebih dari empat tahun".

Haruskah kami khawatir dengan keadaan ini? Dalam beberapa hari, terdengar kabar yang lebih aneh lagi -- semua hewan reptil lenyap dari planet ini, semuanya, dalam satu hari. Dan para ilmuan masih belum bisa memberikan jawaban logis untuk peristiwa ini. Mahluk yang lenyap selanjutnya adalah ikan, hal ini menyebabkan semua orang panik. Banyak yang percaya ini adalah akhir dari dunia, dan yang lain percaya bahwa penyebabnya adalah alien. Banyak ilmuan yang berspekulasi, tetapi tidak ada penjelasan yang pasti apa yang terjadi dengan semua mahluk itu. Lenyapnya unggas adalah kondisi yang sangat gawat untuk umat manusia. Orang-orang panik dan mengamuk, takut dengan situasi yang tidak diketahui ini. Kami kehilangan sumber daya dan itu menjelaskan bahwa kami tidak akan bertahan lebih lama lagi. Kerusuhan membeludak dimana-mana, masyarakat menuntut solusi dari pemerintah, mereka ingin tahu apa yang sedang terjadi dengan planet ini.

Dalam beberapa hari media elektronik menyiarkan sebuah pesan yang penting. Menurut seorang ilmuan, kejadian ini sederhananya adalah pemindahan populasi di bumi ke planet lain, seperti Bahtera Nuh. Ilmuan ini tidak mengetahui siapa yang melakukannya atau kemana mereka / dia memindahkan populasi tersebut, tetapi dia percaya bahwa peristiwa ini terjadi untuk suatu alasan yang baik. Kami tidak perlu panik, hanya perlu menunggu dengan sabar sampai giliran kami tiba.

Tentunya ini hanyalah spekulasi, tetapi hanya inilah alasan yang dapat diterima. Namun beberapa orang tidak mempercayainya, bahkan kerusuhan semakin menjadi-jadi di setiap belahan dunia.

Ketika mamalia lenyap pada minggu berikutnya, kami tau bahwa giliran manusia sudah hampir tiba.
Beberapa orang tetap tenang dan mempersiapkan diri untuk perjalanan mereka, sedangkan yang lain menjual semua barangnya untuk menghabiskan hari-hari terakhirnya di bumi dengan kemewahan.

Tetapi sayangnya banyak diantaranya menjadi brutal, hingga beberapa hari berikutnya adalah sebuah kekacauan yang sulit untuk digambarkan. Pemerkosaan, pencurian, bahkan pembunuhan yang tak terhitung jumlahnya terjadi setiap harinya. Dunia lambat laun berubah menjadi neraka dan aku pun kehabisan kesabaran -- "jika mereka akan memindahkan kami, maka mereka harus cepat !".

Satu minggu berlalu dan tidak ada yang terjadi, dan ini membuat kami semakin cemas, tetapi tidak ada yang bisa dilakukan kecuali menunggu dengan sabar.

Beberapa hari telah berlalu dan masih tidak terjadi apa-apa. Satu bulan kemudian orang-orang mulai menyadari kebenaran pahit dibalik kejadian ini. Siapapun yang melakukan pemindahan mahluk hidup ini, hanya berniat untuk memindahkan mahluk hidup selain manusia.

Mereka tidak menganggap manusia sebagai sesuatu yang berharga untuk diselamatkan, sehingga kami ditinggalkan. Kami, sekelompok besar manusia dengan sifat brutal, penghancur, dan perusak.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...