Skip to main content

Choose your story

Start -> 1

  1. Kau terbangun dari mimpi burukmu. Kau bangun, namun kepalamu terasa pusing. Ruangan di sekitarmu terasa berputar-putar. Namun kau bisa melihat bahwa ada sebuah pintu dan sebuah cermin. Untuk keluar dari kamar, pergi ke nomor 5. Untuk memeriksa cermin, pergi ke nomor 3.
  2. Kau melihat dirimu sendirimu di kaca jendela. Dia adalah bayanganmu. Ia mengetuk kaca untuk menarik perhatianmu. Tiba-tiba ia mencoba memecahkan kaca menggunakan kepalanya. Ia terlihat baik-baik saja, namun tidak dirimu. Darah mengalir ke wajahmu. Ia menghantamkan kepalanya lagi, tertawa saat luka-luka di kepalamu semakin lebar. Tamat.
  3. Kau terlihat kotor dan rambutmu dicukur gundul. Namun ada yang aneh dengan bayanganmu. Kau ingin mendekat untuk melihatnya. Untuk menyelidikinya lebih jauh, pergi ke nomor 2. Untuk keluar dari ruangan, pergi ke nomor 5.
  4. Kamu menekan tombol lampu dan terkejut ketika melihat ada sesosok mayat terkujur di atas lantai. Kau mencoba untuk melihat lebih jelas. Namun tak salah lagi, mayat itu adalah dirimu. Kau mencoba mematikan lampu lalu menyalakan lagi, hanya untuk memastikan matamu tak berhalusinasi. Namun posisi mayat itu semakin dekat. Kau mematikan lampu lagi dan menyalakannya, mayat itu kini berada tepat di hadapanmu. Untuk mematikan dan menyalakan lampu lagi, pergi ke nomor 7. Untuk menghancurkan panel tombol lampu, pergi ke nomor 10.
  5. Kamu menemukan sebuah ruangan. Amat gelap di sana. Lantainya terasa lengket. Terdapat pintu lain yang lebih terang, menuju ke sebuah kamar mandi. Untuk memeriksa kamar mandi, pergi ke nomor 8. Untuk menekan tombol lampu dan melihat apa yang ada di dalam ruangan, pergi ke nomor 4.
  6. Kau membuka tirai anehnya, tak ada siapapun di sana? Lalu siapa yang menyalakan keran barusan? Baru saja kau mau menoleh dan pergi, tiba-tiba ada tangan yang mencengkeram kepalamu dan membenamkannya dengan kuat ke dalam bathub yang penuh terisi air. Kau mencoba meronta, namun percuma. Kau tak bisa bernapas. Kau mulai tenggelam. Semuanya perlahan memudar. Tamat.
  7. Kau mematikan lampu itu. Perlahan tanganmu terhenti, takut akan kenyataan yang sebentar lagi akan kau lihat. Tapi kau harus mengetahuinya! Tak ada jalan lain untuk keluar dari kamar ini jika kau tak bisa melihat jalannya dalam kegelapan! Kau menyalakan lampu itu lagi dan kejutan! Kau terbaring lemah di lantai, berlumuran darah. Kau hanya bisa melihat seseorang di sisi lain ruangan. Itu adalah dirimu, tengah berdiri di dekat tombol lampu sambil terbelalak menatapmu. Dia mematikan tombol lampunya lagi. Itu yang akan kau ulang-ulang untuk selamanya. Tamat.
  8. Di kamar mandi, kau menemukan sebuah kotak obat. Kau membukanya dan menemukan sebotol pil bertuliskan “Minum Aku”. Tiba-tiba saja, air dalam bathub menyala deras. Kau tak bisa melihat apa yang ada di sisi bathub karena tertutup oleh tirai. Untuk meminum pil itu, pergi ke nomor 9 Untuk melihat apa yang ada di bathub, pergi ke nomor 6.
  9. Kau memutuskan untuk meminum pil itu. Mungkin ini semua mimpi. Mungkin ini semua akan berhenti jika kau meminum pil itu. Selamat. Tebakanmu benar. Kau terbangun kembali di dalam ruangan tempat semuanya berawal. Kembali ke nomor 1.
  10. Persetan dengan semua ini! Kau menghancurkan tombol lampu dengan tanganmu. Kau membuka panelnya, menarik semua kabel-kabel yang ada, lalu memutuskannya. Tiba-tiba ruangan berubah gelap. Kau merasa pusing dan akhirnya terjatuh. Tiba-tiba kau merasa tengah berbaring di atas ranjang. Lampu dinyalakan. Kau melihat mereka, para ilmuwan berpakaian putih. Mereka semua menatapmu sambil menyembunyikan wajah mereka di balik masker putih. “Selamat,” kata mereka, “Kau lolos dari percobaan ini.” Tamat.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...