Skip to main content

Kotoribako - Bagian 2


Setelah Mamoru menyanyikan bait-bait suci itu, dia menarik jarinya dari mulut Haruna.. Haruna pun muntah-muntah seketika itu juga.

"Ya! Aku berhasil!! Haruna, kau akan baik-baik saja..!" Haruna terlihat sakit dan hanya terdiam. "Aku harap kakak melihatku", dia kembali melukai tangannya dan menyentuh bagian atas kotak itu sembari berujar, "Kotoribako, kotoribako ...????"

Aku tidak mengerti bahasa apa yang Mamoru dengungkan, tapi yang pasti .. dia terlihat kesakitan..

"Tidak... ini tidak berhasil.. mengapa?? Andai aku dapat melakukannya..." dia terlihat seperti akan menangis lagi.. "Kouji, bisa tolong telepon lagi ayahku?"

Aku mengambil ponselnya, dan menelepon ayahnya.. lalu mendekatkan ponsel ke telinganya..

"Ayah.. aku lupa lanjutannya.. bisakah kau membantuku?" Kemudian dia kembali membaca bait-bait suci itu..

"Berakhir... selesai.. semuanya sudah selesai." Mamoru kembali menangis, kali ini tangisnya terdengar bahagia.. Riho mencoba membuatnya tenang..

Ada satu hal yang membuatku bingung, Mamoru terus meletakkan tangan kanannya diatas kotak itu.. dan terlihat enggan menyingkirkan tangannya..

Kemudian, Mamoru meminta sesuatu yang dapat digunakan untuk mengikat tangannya pada kotak itu.. kemudian aku ambil handuk kecil, dan mulai melingkari tangan kanannya.. sehingga tangannya terus berada diatas kotak itu..

"Baiklah, apa ada yang ingin minum sake?" Wajahnya datar, aku tidak yakin dia serius atau tidak..

"Apa??" kami bertiga serempak menjawab.

"Hahaha, nah, aku hanya bercanda. Kouji, bisa kau antar aku pulang?"

Aku dapat mengatakan bahwa wajah Mamoru terlihat sangat pucat.. jadi, malam itu aku mengantar Mamoru pulang.. bahkan bukan hanya Mamoru..

Malam itu berakhir dengan aku mengantar pulang mereka ke rumahnya masing-masing.

--------------

Mamoru mengambil cuti seminggu untuk beristirahat.. kemarin aku baru saja mengunjunginya.. aku bertanya padanya soal isi kotak itu.

"Uh, tentang itu..." dia terlihat seperti enggan menjawab apa yang sebenarnya terjadi.

"Haruna mungkin tidak akan senang jika tahu kotak itu sudah dibawa oleh ayahku dan ditaruh di sebuah desa, jauh di dalam pegunungan.. dan kau mungkin tidak ingin tahu kelanjutannya."

Aku terus menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi.. tapi, dia tetap tidak ingin memberi tahu kenyataan dibalik kotak itu, dia hanya mengatakan..

"Di dalam kotak itu tersimpan benda terkutuk, aku tidak tahu berapa jumlah pastinya.. akan tetapi, di dalam kotak itu terdapat banyak sekali tali pusar dan potongan ujung jari manusia. Kau tahu? Kebencian orang-orang dapat berdampak kuat dan berubah menjadi sesuatu yang terkutuk, itulah alasan kotak itu dibuat, dan kakekku bertugas untuk menjaga agar kebencian dan kutukan tetap berada di dalam kotak itu.."

"Jujur saja, ketika aku melihat kotak itu .. aku sangat ketakutan.. aku tidak pernah menjalankan ritual pembersihan sendirian sebelumnya.. tapi, kurasa ada baiknya juga, karena aku mendapat pengalaman baru.. dan Haruna, dia akan baik-baik saja.. setidaknya untuk saat ini..."

"Apa maksudmu?"

"Ah .. tidak.. lupakan saja."

-----------------------

.

Sebenarnya, aku benar-benar penasaran apa yang telah terjadi.. lalu aku menelepon Mamoru.. memintanya untuk menceritakan apa yang mereka alami..

"Mereka tidak akan tahu dimana kita," Mamoru histeris. "Kau tidak membuat kontak apapun dengan mereka, jadi kau akan baik-baik saja, tidak usah takut", Mamoru bergumam.

Setelah Mamoru agak tenang, aku menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah aku tulis.. aku akan memberi tahu pada kalian pertanyaan penting yang aku tanyakan:

1. Selain Haruna.. apakah kami, aku, dan Riho akan baik-baik saja sepanjang hidup?

2. Haruna bilang, kotak itu sudah 'dimainkan' terlebih dahulu oleh keluarganya.. apa dia akan baik-baik saja?

3. Kau harus menceritakannya padaku.. Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Mamoru menjawab:

Efek dari kotak itu hanya akan terasa pada anak-anak dan wanita (bagi yang masih bisa hamil). Kakak Haruna adalah laki-laki dan bukan anak-anak, ayahnya juga laki-laki. 4

Jadi tidak akan berpengaruh pada mereka.. Ibu dan neneknya pun sudah menopause, sehingga tidak akan berdampak apapun, begitu pun denganku karena aku juga laki-laki..

Aku kira akan berdampak pada Riho, tapi Mamoru bilang.. "Tidak akan terjadi apa-apa pada Riho, karena ayahnya sudah membantunya untuk sama-sama 'membersihkannya'."

Untuk pertanyaan ketiga, Mamoru tidak banyak menjawab, dia hanya mengatakan, kata kotoribako berarti "kotak penangkap". Tentu saja ini hanya upayanya agar aku tidak banyak bertanya.. tapi, kemarin aku rasa Mamoru seperti menyembunyikan sesuatu .. dan sekarang, ia terlihat seperti orang awam...

.

Ada yang mengatakan kotoribako merupakan gabungan kata dari "Rubah" dan "Pertanda", tapi aku tidak tau apa makna lebih jelasnya.

Aku juga berbicara dengan Haruna, dan memberitahunya apa yang Mamoru katakan.

Setelah semua yang terjadi di tempatku, kontraktor dipekerjakan untuk membongkar gudang tempat Haruna menemukan kotak itu. Untuk beberapa alasan, kontraktor masuk ke kesana dengan tetua yang tinggal di sebelah rumahnya. Besok Haruna ingin bercerita langsung tentang segala sesuatunya pada kami.

Meskipun dia merasa takut, tapi rasa penasarannya jauh lebih kuat. Mengingat apa yang telah terjadi pada malam itu dan betapa takutnya kami semua, dia mungkin merasa pantas untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Bukan hanya dia.. karena aku dan Riho juga berhak untuk tahu lebih banyak!

Mamoru menyetujuinya, kami akan bertemu besok. Aku tidak yakin apakah Riho akan datang, tapi aku akan tetap mencoba untuk mendapatkan penjelasan dari Mamoru.

Aku berpikir, terlepas dari siapa yang bisa datang, akan lebih baik jika kami bisa berbicara dengan ayah Mamoru tentang semua ini. Mamoru cukup keras kepala, meskipun aku ragu kalau aku dapat bertanya langsung pada ayahnya... tapi.. aku sudah melihat terlalu banyak, dan aku ingin tahu segala sesuatunya.. Aku akan melanjutkan kisah ini setelah mendapat penjelasan lebih lanjut darinya.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...