Skip to main content

Purple Mirror


Bertahun-tahun yang lalu hiduplah seorang gadis yang setiap hari kerjaannya hanya mematut diri didepan cermin. Dia melakukan itu karena dengan cara itu dia merasa ibunya hadir ditempat itu, dan itu memberinya kebahagiaan.
Gadis cantik itu sangat putus asa, dia mengalami anorexia (keinginan untuk menjadi kurus secara ekstrim) hingga pada satu titik dia merasa sangat kesakitan. Sejalannya waktu keadaannya semakin memburuk dan memburuk.
Namun seberapapun kurus dan pucat wajahnya, setiap kali dia melihat ke cermin dia merasa sangat cantik.
Suatu hari gadis itu ingin menghias cerminnya, dia mencat cermin tersebut dengan warna ungu. Namun saat dia bercermin dia merasa jijik, dia tidak lagi melihat bayangannya yang cantik. Dia melihat apa yang seharusnya dilihat: seseorang dengan wajah pucat, kurus dan hanya tulang berbalut kulit. Karena takut dengan apa yang dilihatnya gadis itu menghancurkan cermin dihadapannya, namun setelah itu dia merasa menyesal.
Saat usianya 20 tahun gadis itu sedang berada dijalanan untuk mempersiapkan pesta ulang tahunnya. Ketika tiba-tiba dia mengalami kecelakaan dan meninggal ditempat. Saat meninggal kata-kata terakhir yang keluar dari mulutnya adalah "Cermin ungu... Cermin ungu... Cermin ungu... "
Setelah pemakaman, orang tua nya mencari cermin ungu di kamarnya namun tidak ditemukan. Rumor tentang gadis ini langsung menyebar di Jepang. Setelah pemakaman beberapa orang meninggal tepat di usia 20 tahun tanpa sebab yang jelas. Tapi persamaannya disetiap jasad yang meninggal ditemukan pecahan cermin ungu di kamarnya.
Sejak saat itu kata "Cermin Ungu" menjadi kata kutukan, dan dipercaya siapapun yang masih mengingat kata-kata ini sampai usia 20 tahun akan meninggal.

Note: penting untuk melupakan kata "cermin ungu" dari pikiranmu. Ingatlah ceritanya tapi kata-kata itu harus dilupakan. Apapun yang kamu lakukan tolong lupakanlah kata-kata tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...