Skip to main content

Stairs

Rumah saya sudah tua. Ini adalah rumah tertua di blok kami. Kami mencoba untuk membuatnya lebih hidup, untuk membuatnya nyaman, dan kami melakukanya dengan cukup baik. Kami menempatkan karpet berwarna-warni pada lantai, lampu di setiap sudut. Setiap kamar bagus dan modern kecuali ruang bawah tanah.

Ketika aku masih kecil, aku akan berlari menaiki tangga datang dari ruang bawah tanah. Aku tidak tahu apa yang membuatku takut. Mungkin hantu, atau monster dalam gelap di belakangku, menunggu untuk berbalik sehingga dapat menangkapku dan ... Aku tidak tahu apa yang akan dilakukanya.

Tapi sekarang, setelah berusia tujuh belas tahun, aku kembali berjalan menaiki tangga dari ruang bawah tanahku, dan ketakutanku saat masih anak-anak yang lama telah aku lupakan tiba-tiba datang kembali. Aku berkata pada diriku sendiri untuk tetap tenang, tapi bagian gelap di bagian belakang kepalaku memberitahu untuk lari, untuk pergi dari sini secepatnya !. Sesungguhnya aku sangat ingin berlari dan kabur secepatnya, seperti yang saya lakukan ketika masih kecil, tapi aku memaksakan kakiku untuk tetap berjalan, dengan langkah normal. Aku merasakan dorongan yang sangat kuat untuk melihat ke belakang , tapi aku juga ingin mengalahkan ketakutan di otak saya.

Jadi akupun perlahan-lahan berjalan menaiki tanggayang tampaknya tak berujung, telapak tanganku berkeringat dan jantungku berdebar kencang sepanjang jalan. Tapi sekitar sepuluh anak tangga lagi mencapai atas, Tiba-tiba aku merasakan tangan sedingin es memegang sekitar pergelangan kaki saya.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...