Skip to main content

Nina, Kamu Dimana? - Nina, Where are you?


Seorang ibu tampak berjalan tergesa-gesa menuju tempat baju obralan di sebuah mall. Dalam perjalanannya ia berkali-kali berjalan sambil menoleh ke belakang bawah

“Mah… aku mau pulang…”
“Nanti dulu nak, mama mau beli baju dulu”
“Mah… aku mau pulang…”
“Iya, nanti dulu, mama mau beli baju dulu, bentar ya”

Percakapan itu terus menerus terjadi sehingga membuat beberapa orang yang melihat mengerutkan dahi mereka. Namun sang ibu tetap melaju menuntaskan misinya untuk mendapatkan baju yang ia inginkan. Tumpukan baju dengan kertas bertuliskan diskon 50% kemudian diacak-acak oleh ibu tersebut sendirian. Satu persatu bajunya ia bentangkan, tak cocok, lalu ditaruh lagi. Cari yang lain, bentangkan, tak cocok, taruh lagi.

“Mama, aku mau pulang…”
“Nanti dulu nak, mama lagi pilih baju. Menurut kamu lebih lucu yang mana ? Ini atau yang ini ?”
“Mamaaaa ! aku mau pulang !”
“Nanti dulu nak, bentar…”

15 menit berikutnya pun berlalu tanpa ada percakapan antara ibu dan anak, sang ibu sibuk dengan pemburuannya. “Nah… akhirnya ketemu juga bajunya. Nak, lucu ga bajunya? ucap sang ibu sambil menoleh ke bawah

“Nak? Nak? Nina kamu dimana nak? Nina? Ninaaa? Ninaaaa?”

Wajah sang ibu pun panik saat mengetahui anaknya tidak ada di sampingnya. Ia mencari dengan keadaan panik tapi sambil tetap memegang baju pilihannya yang ditempel di dada dengan kedua tangannya.

“Ninaaa? Kamu dimana? Baju ini cocok ga buat ibu?”

Beberapa orang yang melihat ibu yang bingung itu pun mencoba membantu “seperlunya”. Menoleh kiri-kanan mencari sosok anak perempuan yang berkeliaran di sana. Salah seorang dari mereka melihat seorang anak perempuan dekat meja kasir sendirian.

“Ibu… itu anaknya bukan ?” sambil menunjuk ke arah kasir

Namun sepertinya ibu itu tidak mendengarnya. Ia akhirnya mendekat ke ibu itu sambil menepuk pundaknya.

“Ibu, itu anaknya bukan yang ada di dekat kasir ?”

Sang ibu pun menoleh ke arah kasir, namun ia segera menggelengkan kepalanya

“Bukan, itu bukan anak saya. Anak saya itu cantik, lucu, imut, dan pintar bahasa Inggris” ujar sang ibu dengan wajahnya yang mulai tersenyum

Sebelum orang yang membantunya tersebut menanyakan ciri fisik anak perempuannya lebih lanjut agar mudah untuk mencarinya, tiba-tiba datang seorang security menghampiri mereka berdua.

“Ada apa ini Bu?” Tanya security

Sang ibu sepertinya tidak menyadari kehadiran security tersebut, ia hanya menoleh ke kiri dan kanan sambil bergerak maju perlahan mencari anaknya. Orang yang ingin menolong itu pun menjelaskan kepada security bahwa sang ibu kehilangan anak perempuannya. Sang security pun mendekati ibu tersebut sambil menepuk pundaknya pelan.

“Ibu maaf ibu, anak ibu seperti apa ?” Tanya security itu sopan
“Nggg… anak saya namanya Nina, dia cantik, pinter, dan lucu pak” kata sang ibu tanpa berani bertatapan langsung dengan security
“Nina ya, dia pakai baju apa Bu ?”
“Nina dia suka pakai baju pink, pink warna kesukaan dia”
“Lapor, ada ibu kehilangan anak perempuan memakai baju warna pink, ganti…” kata security kepada HTnya untuk meminta bantuan kepada security lainnya.

“Anak ibu rambutnya panjang ?” Tanya security itu Ibu itu pun hanya mengangguk pelan dengan tetap tidak berani menatap securitynya
“Lapor, ada ibu kehilangan anak perempuan baju pink namanya Nina, ganti” kata security itu ke HT

Tiba-tiba sang ibu berkata “Nina… lihat nak, bajunya lucu ga buat ibu ?”

Sang security pun menoleh ke arah sang ibu, ia merasa lega akhirnya sang ibu bertemu dengan anaknya. Saat pandangannya ke arah ibu itu, ia tidak melihat sosok kecil Nina berbaju pink. Securitnya bingung, menoleh kiri-kanan namun tak ada sosok anak kecil perempuan.

“Nina, ibu lucu kan pakai ini ?” ujar sang ibu sambil memamerkan baju yang dipilihnya barusan
“Kamu jangan pergi lagi ya Nina, nanti kamu jatuh lagi dari ekskalator” lanjut sang Ibu

Sang security pun tampak bingung melihat sang ibu berbicara sendiri tanpa ada seorang anak kecil yang mendampingi. Akhirnya sang security menyadarinya, ia pun mengambil HTnya “Lapor, Nina sudah ketemu, tidak usah dicari lagi, ganti”

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...