Skip to main content

Endless Loop

Suatu malam seorang pria bermimpi sangat buruk. Ia bermimpi berada di tengah padang pasir yang sangat panas. Ia tak tahu kenapa ia bisa berada di sana. Saat melihat ke bawah, barulah ia sadar bahwa ia membawa sebuah golok yang terlihat sangat tajam. Mata golok yang terbuat dari baja mengkilap itu memantulkan panas matahari hingga ke wajahnya.

Ia berjalan, mencoba untuk menemukan jalan keluar. Tak hanya panas matahari yang menyiksanya, namun juga perasaan bahwa ia sendirian di sana dan tak ada yang bisa menolongnya.

Tiba-tiba di kejauhan ia melihat sesuatu dari kejauhan. Ternyata itu adalah sesosok manusia, tengah berbaring di atas pasir. 15

Pria itu merasa sangat gembira. Akhirnya ia menemukan seseorang.

Iapun segera berlari menghamppirinya.

Namun ketika ia sampai, wajahnya berubah menjadi ketakutan.

Pria yang ia lihat sedang berbaring itu adalah dirinya sendiri.

Didorong rasa takutnya, iapun berteriak dan mengayunkan golok itu ke leher pria itu, menebas kepalanya hingga menggelinding di pasir. 1

Darah merembes di pasir dan begitu ia sadar apa yang telah ia lakukan, iapun menyesal.

Ia lalu menangis dan membuang golok itu.

Beberapa saat kemudian ia memutuskan berjalan lagi. Namun sejauh apapun ia berjalan, yang ia lihat hanyalah pasir dan pasir.

Kelelahan dan kejauhan, pria itupun ambruk. Tubuhnya tergeletak dan ia sudah pasrah menerima kematiannya.

Namun ia mendengar suara langkah mendekat melintasi pasir.

Ia tak kuat lagi untuk mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa gerangan yang datang. Namun ia sangat berharap orang tersebut akan menolongnya.

Namun apa yang ia lihat jauh lebih mengerikan dibandingkan apa yang tadi ia alami.

Ia melihat seorang pria berdiri di atasnya dengan membawa sebuah golok.

Pria itu adalah dirinya.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...