Skip to main content

The Beauty Queen

Saudara perempuanku, Sarah, hilang seminggu yang lalu. Ibuku tidak pergi ke polisi. Kami belum memasang poster pencarian kehilangan. Kami tidak mencari dia sama sekali. Itu semua karna kami tahu betul dimana dia sekarang.
Tetangga kami berpikir kami tidak peduli soal Sarah. Mereka pikir kami tidak melakukan sesuatu yang cukup untuk menemukannya. Beberapa orang menyebar rumor bahwa kami membunuh nya dan menguburkan mayatnya di suatu tempat. Lainnya menduga bahwa kami menyembunyikannya di basement.
Mereka semua salah. Tidak ada mayat dan dia tidak disembunyikan, tapi tak seorangpun akan menemukannya. Aku ingin memberitahukan mereka tentang apa yang terjadi, tapi mereka tidak akan pernah mempercayaiku.
Ada sebuah botol parfum kosong di meja rias di kamar ibuku. Aku tidak pernah tahu kenapa dia menaruh itu disana. Sepanjang waktu aku bisa mengingat, itu tetap ada disana.
Ibuku dulunya adalah ratu kecantikan. Dia dimahkotai ajang Miss Virginia tahun 1990. Dia memutar vidionya untuk kami berkali-kali. Dia terlihat sempurna, berdiri di atas panggung dengan rambut coklat panjangnya, mata hijau besarnya, gigi-gigi nya yang sempurna dan gaunnya yg berkilauan.
Dia bernyanyi "God Bless America." Dia memukau semuanya. Dia menjawab semua pertanyaan juri dengan jawaban yang lembut dan senyuman yang bersinar.
"Jika aku punya satu permintaan, aku ingin meminta kedamaian dunia," katanya. "Aku ingin membuat seluruh dunia berpegangan tangan, karna kau tak bisa membuat kepalan tangan ketika kalian berpegangan tangan."
Dia terlihat seperti perempuan Amerika yang sempurna. Dia terlihat seperti...Amerika. Dia terlihat seperti patriotisme, idealisme, dan permen karet merah muda, semua digulung menjadi satu.
Ibuku membuat kami menonton vidio itu terus menerus sampai kami memiliki ingatan setiap garisnya. Ibuku tahu semua cara tentang berlaku sempurna dan menginginkan kami untuk belajar menjadi sempurna seperti dirinya.
Dia memenangkan kompetisi dan dimahkotakan sebagai Miss Virginia tahun itu, tapi ketika itu berubah menjadi kontes Miss America, dia tidak mendapat tempat di top 20 konsestan. Itu membuat karirnya sebagai ratu kecantikan terhenti.
Dua tahun setelah itu, dia bertemu Ayahku. Setahun kemudian, mereka menikah. Setelah itu, Sarah lahir. Dua tahun kemudian, sesaat sebelum aku lahir, Ayahku pergi dan tak pernah kembali. Sarah tidak ingat bagaimana rupanya. Aku tidak pernah bertemu dengannya. Sudah lama Ibuku menyingkirkan semua fotonya.
Sarah dua tahun lebih tua dariku. Dia selalu menjadi keutamaan. Dia mendapat semua perhatian. Dia punya rambut pirang yang panjang dan mata biru yang bersinar. Dia punya kulit putih pucat, kulit susu. Dan warna kesukaannya adalah merah muda. Dia selalu menaruh senyum di wajahnya. Dia belajar bagaimana cara menurunkan cemberut nya sedikit demi sedikit. Ibuku punya ide besar untuk Sarah. Dia menginginkan Sarah untuk menjadi ratu kecantikan, sama seperti dirinya.
Itu semua dimulai saat ulang tahun Sarah yang ke-13. Dia meniup lilin dan memotong kue.
"Kau terlihat gemuk," kata Ibuku kepadanya. "Kita harus membuatmu diet."
Sarah tidak memakan satupun kue ulang tahun di hari itu. Setelah itu, dia menghabiskan banyak waktunya untuk menatap dirinya sendiri di cermin kamar mandi.
"Lihat pipi gemuk itu," kata Ibuku. "Kau harus menurunkan berat badan."
Aku tidak berpikir Sarah gemuk, tapi aku tidak berani untuk menentang Ibuku. Setelah semuanya terjadi, dia adalah ratu kecantikan.
"Lihat paha itu," Ibuku berkata kepadanya. "Itu menjijikan. Kau akan menjadi tumpukan lemak."
Beberapa minggu kemudian, Ibuku berkata kepada Sarah bahwa dia harus berhenti ikut makan bersama. Saudariku setuju. Anak perempuan selalu mendengarkan perkataan Ibu mereka.
Ibuku mengambil kontrol penuh dari 'program diet' saudariku. Dia mulai memberi makan saudariku dengan sesendok penuh jelly merah muda di setiap makanannya. Dia bilang itu mengandung hampir 0 kalori.
Sarah cepat kehilangan berat badannya. Beberapa bulan setelah itu, dia begitu kurus dan rapuh. Dia kelaparan. Tubuhnya tidak mengolah apa-apa. Dia merasa pusing ketika mencoba untuk berdiri. Jelly diet itu berlangsung selama sebulan, sampai Sarah merasa sangat lemah dan tidak bisa keluar dari tempat tidurnya.
Satu pagi, aku mendengar Saudariku memanggilku.
"Helen," ratapnya, "Aku meleleh."
Aku berlari menuju kamarnya dan melihat jari-jarinya mencuat di sprei. Aku melihat ada cairan pekat merah muda disana, mengalir keluar dari sisi tempat tidur, menetes ke lantai. Ketika aku menarik spreinya, aku terkejut melihat tubuhnya perlahan-lahan berubah menjadi jelly merah muda. Kedua tangannya meleleh bersamaan. Dia terlihat seperti putri duyung.
Bibir tipis Sarah membentuk senyuman lemah.
"Aku merasa sangat cantik," bisiknya. "Sangat sangat cantik..."
Aku berlari menuruni tangga untuk menjemput Ibu kami. Dia buru-buru menaiki tangga namun ketika memasuki kamar Sarah, dia tidak terlihat terkejut sama sekali.
"Bantu aku untuk memindahkannya," kata Ibuku.
Bersama, kami menyendok Sarah sebisa kami dan membawa nya ke kamar mandi. Ibuku mengisi penuh tub mandi dengan air hangat dan berhati-hati melarutkan Saudariku ke dalamnya.
Kami berlutut disamping tub untuk sementara, menonton Saudariku larut kedalamnya. Segera, tidak ada yang pergi kecuali gaun malam yang kosong mengambang di cairan berwarna merah muda itu.
Ibuku melihatku dan berkata, "Pergi ambil botol parfum di meja riasku."
Disanalah Saudariku sekarang.
Setiap hari, aku menyelinap ke kamar Ibuku dan menatap botol parfum itu. Itu terlihat sangat cantik. Cairan merah muda di dalamnya berputar dengan anggun dan gelembung merah muda nampak muncul di atasnya. Jika aku mengocoknya begitu cepat, aku hampir bisa membayangkan bagaimana indahnya wajah Saudariku berputar-putar dalam cairan.
"Itu jalan terbaik," kata Ibuku. "Sekarang, dia akan selalu menjadi muda dan cantik..."
Pagi ini, ketika aku menyelinap ke kamar Ibuku, untuk melihat sisa Saudariku, disanalah terletak botol parfum kosong lain di samping nya, ada di meja rias.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...