Skip to main content

PET CAT


PET CAT - Beberapa bulan yang lalu, aku dan keluargaku pindah ke sebuah desa kecil dan aku harus pindah ke sekolah yang baru. Tetanggaku adalah seorang wanita tua yang gila. Ia menghabiskan hari-harinya dengan duduk sendirian di depan rumahnya sambil berbicara sendiri.

Suatu hari, ketika aku lewat depan rumahnya, aku menyadari bahwa ia tengah mengelus-elus sesuatu di pangkuannya. Awalnya aku pikir itu kucing, tetapi ketika aku melihat lebih dekat, aku menyadari bahwa tidak ada apapun di pangkuannya. Ia hanya meletakkan tangannya di lututnya dan mengelus-elus udara.

Mungkin dulunya ia punya anjing peliharaan, pikirku, dan anjingnya mati dan ia berpikir bahwa anjingnya masih disana. Aku merasa kasihan kepada wanita tua tersebut, aku menghela napas dan melanjutkan perjalanan.

PET CAT - Kemudian, suatu malam ketika aku sedang tidur, sesuatu yang aneh terjadi. Aku bangun karena merasakan sesuatu yang berbulu berada di sampingku. Aku ketakutan dan langsung terbangun dari tidurku. Kemudian, aku melihat bayangan dari ujung mataku. Bayangan itu turun ke lantai kemudian keluar melalui pintu.

Aku sangat terkejut saat itu. Ketika aku mulai tenang, aku menyadari bahwa hal itu mungkin saja hanya kucing atau anjing liar yang masuk ke rumah.

Kemudian, aku memandang keluar jendela kamarku dan melihat wanita tua itu. Ia berdiri di trotoar, dibawah lampu jalan. Rambutnya yang abu-abu dan panjang berkibar karena tertiup angin. Matanya terbuka lebar dan ia memandang lurus ke arahku.

Aku begitu ketakutan hingga aku berlari menjauhi jendela. Kemudian akhirnya wanita itu berbalik dan masuk kembali ke rumahnya.

PET CAT - Cukup lama untuk membuatku tenang kembali, tapi akhirnya aku dapat kembali tidur. Saat aku hampir tertidur, aku mengingat sesuatu yang menurutku aneh. Ketika aku melihat bayangan kucing atau anjing liar yang keluar dari kamarku… sesuatu itu tidak seperti sedang berlari… kelihatannya seperti menggelinding di atas lantai.

Pagi harinya, aku bangun dan turun untuk sarapan. Dalam perjalanan menuju sekolah, aku melewati rumah wanita tua itu lagi. Seperti biasanya, ia duduk di balkonnya, berbicara sendiri dan mengelus-elus sesuatu yang tak terlihat di pangkuannya.

Ketika aku melewatinya, aku samar-samar mendengarnya berbicara, “Apa yang kau lakukan? Kenapa kau pergi dariku tadi malam? Lihatlah, kau menakuti gadis itu!”

Perasaanku mulai tidak enak dan aku mulai gemetar. Aku langsung berlari pergi.

Di sekolah, aku coba menanyakan teman-temanku tentang wanita tersebut. Tidak ada yang tahu tentangnya, kecuali bahwa ia keluar dari rumah sakit jiwa sekitar sepuluh tahun yang lalu. Mereka bilang bahwa ia memiliki riwayat gangguan jiwa dan itulah kenapa semua orang menjauhinya. Sejak ia keluar dari rumah sakit jiwa, ia hanya duduk diam di balkon rumahnya.

PET CAT - Beberapa hari kemudian, ayahku berbincang-bincang dengan pria tua yang sejak dulu tinggal di desa ini. Ketika ayahku bertanya padanya tentang tetanggaku, ia menceritakan hal yang membuatku merinding. Ia berkata bahwa wanita tua itu menghabiskan 30 tahun waktu hidupnya di dalam rumah sakit jiwa. Ketika ia masih muda, ia menikah dan tinggal di tempat yang sama bersama suaminya. Katanya, ia mencurigai suaminya berselingkuh selama bertahun-tahun, namun ia selalu menyangkalnya. Kemudian pada suatu malam, ia menangkap basah suaminya dengan wanita lain. Ia membunuh suaminya dengan kapak kemudian memenggal kepalanya.

Ketika polisi datang, ia sedang duduk di balkon rumahnya sambil menyeringai gila. Kepala suaminya berada di pangkuannya. Ia berbicara kepada kepala yang terpenggal itu dan mengelus-elusnya dengan lembut.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...