Saat aku sampai di halaman belakang aku sedikit bingung, karena hanya ada James disana. Apakah tadi dia berbicara dengan dirinya sendiri? Aku berani bersumpah aku mendengar suara orang lain tadi. "James, waktunya masuk ke dalam rumah." Panggilku padanya. Dia masuk dan duduk di meja makan, pada saat itu adalah waktu makan siang maka aku membuatkannya sandwich kalkun. "James, siapa yang kau ajak bicara di luar tadi?" Tanyaku. James mendongak sejenak, "Aku bermain dengan teman baruku," Jawab James sambil tersenyum. Aku menuangkannya segelas susu dan melanjutkan mengungkit hal itu kembali, seperti yang biasa dilakukan ibu yang baik. "Apakah temanmu punya nama? Kenapa kamu tidak mengajak dia untuk makan siang bersama? " Tanyaku
James menatapku sejenak dan menjawab "Namanya adalah Laughing Jack." Aku sedikit bingung dengan apa yang dikatakannya." Oh? itu adalah nama yang aneh. Seperti apa temanmu?" Aku bertanya dengan bingung."Dia adalah badut. Dia mempunyai rambut panjang dengan hidung kerucut yang besar. Dia mempunyai lengan yang panjang dan mengenakan celana yang longgar, dan kaus kaki belang, dan dia selalu tersenyum."
Aku sadar bahwa anakku berbicara tentang teman imajinasi nya. Aku pikir normal untuk anak pada umurnya untuk mempunyai teman khayalan, terlebih saat dia tidak mempunyai teman untuk bermain.Ini mungkin hanyalah tahap saat dia masih anak anak.
Hari itu berlalu seperti biasa, sudah hampir larut,maka aku membawa James ke tempat tidur. Aku menyelimutinya, memberikan dia ciuman, dan memastikan untuk menyalakan lampu malam sebelum aku menutup pintu.Aku sangat lelah, jadi aku memutuskan untuk segera tidur tidak lama setelah itu. Aku mendapat mimpi buruk yang mengerikan...
Gelap.. aku berada di taman hiburan yang sudah tidak bekerja. Aku takut, berlari melalui ladang tidak berujung yang berisi tenda tenda kosong, wahana yang rusak, dan pondok permainan yang terabaikan.Semua tempat terlihat mengerikan. Semuanya berwarna hitam dan putih, boneka terlihat tergantung tali di pondok pondok permainan, dengan senyuman menyeramkan dijahit di wajah boneka boneka tersebut. Aku rasa seperti sekeliling taman hiburan melihatku, walaupun tidak ada makhluk hidup yang terlihat disana. Kemudian tiba tiba, aku mulai mendengar musik menyala.
Suara lagu Pop Goes the Weasel dari sebuah pemutar musik menggema keseluruh taman hiburan, suara itu menghipnotisku. Aku mengikuti lagu menuju ke tenda sirkus hingga hampir tidak sadarkan diri, tidak dapat menghentikan kakiku untuk terus berjalan ke depan. Dalam keadaan gelap gulita, cahaya satu satunya datang dari satu sorotan lampu yang berasal dari dalam tenda sirkus.
Musik bertambah lambat saat aku berjalan menuju cahaya tersebut, aku menyadari diriku bernyanyi tanpa bisa berhenti.
“All around the mulberry bush
The monkey chased the weasel
The monkey thought was all in fun…”
Musik berhenti tepat sebelum klimaks, dan tiba tiba cahaya tersebut mengarah kepadaku. Intesitas cahaya sangat menyilaukan mataku, yang bisa aku lihat hanyalah bayang bayang hitam yang menuju ke arahku. Dan bayangan lainnya muncul, dan muncul, dan muncul lagi. Hingga ada selusin dari mereka, semua bergerak menuju ke arahku. Aku tidak bisa bergerak, kakiku beku, semua yang aku bisa lakukan hanyalah melihat bayangan bayangan tersebut datang mendekat. Setelah mereka lebih dekat aku bisa melihat.... MEREKA ADALAH ANAK ANAK! Setelah aku melihat satu persatu dari mereka, aku memperhatikan mereka semua cacad dan dengan tubuh yang termutilasi . Ada yang mempunyai luka benda tajam di sekujur tubuh, dan ada yang mempunyai luka bakar yang amat parah,dan yang lainnya kehilangan anggota tubuhnya, bahkan mata! Anak anak itu mengerubungiku, mencakar tubuhku, menyeretku ke tanah, dan merobek tubuhku hingga ke dalam. Saat anak anak itu merobek dan mencabik tubuhku, aku menghilang secara perlahan, yang bisa kudengar hanyalah tawa, tawa yang mengerikan dan jahat.
Aku bangun pada pagi harinya dengan keringat dingin. Setelah mengambil nafas dalam dalam, aku berbalik ke samping dan melihat action figure milik James di atas rak yang semuanya menghadap ke arahku. Aku mendesah, James mungkin telah bangun lebih pagi dan menaruh mainannya disini. Aku mengumpulkan mainan James dan berjalan ke kamar James, namun ketika aku membuka pintu, James sedang tertidur.
Aku hanya mengangkat bahu dan meletakkan mainan James pada tempatnya, dan beranjak ke ruang tamu. Sejenak setelah itu James terbangun dan aku menyiapkan sarapannya. Dia terlihat diam dan sedikit grogi,barangkali dia tidak tidur nyenyak. Aku memutuskan untuk menanyakannya tentang mainan tersebut "James anakku, apakah kamu menaruh mainanmu di kamarku tadi pagi?"
Matanya terangkat sejenak dan secepatnya melihat ke sereal nya kembali. "Laughing Jack yang melakukannya." Aku menanggapi, "Baiklah, beritahu 'Laughing Jack' itu untuk menjaga mainanmu tetap di ruanganmu."James mengangguk dan menghabiskan sarapannya, kemudian pergi ke halaman belakang.
Aku bersantai di ruang tamu dan terbawa kantuk, sehingga aku terbangun 2 jam setelah itu. "Sial! Aku harus memeriksa James." Aku sedikit khawatir, sudah 2 jam lamanya sejak aku tidak mengawasinya.Aku melangkah keluar ke halaman belakang, tapi James tidak berada disana lagi. Aku sangat khawatir dan aku berteriak "JAMES! JAMES! DIMANA KAMU?!" Setelah itu aku dengar suara tertawa dari halaman depan. Aku membuka pagar dan melangkah ke depan rumah. James sedang duduk di tepi jalan. Aku bernafas lega dan menghampirinya. "James sudah berapa kali aku memberitahu mu untuk tetap di halaman bela... James, apa yang sedang kamu makan?" James melihatku dan mengeluarkan segenggam permen warna warni dari kantongnya. Ini membuatku sangat gugup, "James, siapa yang memberikanmu permen?" James hanya menatapku dan tidak berbicara. "JAMES!, kumohon, beri tahu mama darimana kamu mendapatkan permen permen itu?!" James mengatakan "Laughing Jack memberikannya padaku." Aku berlutut untuk menatap matanya, "James, aku sudah muak dengan hal hal tentang Laughing Jack, DIA TIDAK ADA! sekarang di situasi yang serius ini dan aku ingin tahu siapa yang memberikanmu permen!"
Aku melihat anakku meneteskan air mata, "Tapi mama, Laughing Jack yang MEMBERIKANNYA padaku." Aku menutup mata dan mengambil nafas dalam dalam, James tidak pernah berbohong kepadaku tetapi hal yang dikatakanya adalah hal yang tidak mungkin. Aku menyuruhnya untuk melepehkan permen permen itu, dan aku membuang sisanya. Mungkin aku terlalu berlebihan menanggapinya, bisa saja dia mendapatkannya dari Tom dan Linda dari rumah sebelah, atau dari Mr. Walker diujung jalan.
Aku akan lebih ketat mengawasi James. Malam itu aku menidurkan James seperti biasa, dan aku memutuskan untuk tidur lebih awal.
Tiba tiba aku terbangun oleh suara bantingan pintu dari dapur. Aku beranjak dari tempat tidur dan dengan segera menuruni tangga. Saat aku sampai di dapur, aku takut. Semua benda dari arah berlawanan telah terlempar ke lantai, dan anjingku Fido telah mati tergantung . Perut nya telah dirobek dan diisi permen, sama seperti permen yang James makan pada waktu itu.Terkejutanku ditambah suara teriakan keras yang berasal dari kamar James diikuti suara
bantingan yang amat keras. Dengan cepat aku mengambil pisau dari lemari dan menaiki tangga dengan kecepatan yang hanya dimiliki seorang Ibu yang mempunyai anak yang sedang dalam bahaya. Aku mendobrak pintu dan menyalakan lampu kamar. Semua benda di kamar berantakan dan terbanting ke lantai, anakku yang malang diatas tempat tidurnya menangis dan ketakutan.Aku membawa anakku dan berlari keluar rumah dan pergi ke rumah sebelah ke rumah Tom dan Linda, untungnya mereka masih belum tertidur. Mereka membolehkan ku menggunakan telponnya dan aku menelpon polisi.
Tidak memakan waktu lama hingga polisi datang, dan aku menjelaskan apa yang terjadi, mereka menganggapku gila. Mereka memeriksa seisi rumah dan hanya menemukan anjing yang mati dan 2 ruangan yang berantakan. Polisi itu memberitahu ku bahwa seseorang melakukan semua itu sebelum melarikan diri dengan cepat saat dia mendengarku menaiki tangga. Aku tahu itu tidak benar. Semua pintu sudah dikunci, dan tidak ada satupun jendela yang terbuka, Siapapun yang melakukan itu tidak mungkin datang dari luar rumahku.
Keesokan harinya James tetap di dalam rumah, aku tidak ingin dia hilang dari pengawasanku. Aku masuk ke garasi dan menemukan monitor bayi lama milik James dan memasangnya di ruangannya, jika siapapun ke kamarnya malam ini, aku akan dapat mendengarnya. Aku pergi ke dapur dan mengambil pisau besar dari lemari dan menaruhnya di atas laci ku. Teman khayalan atau tidak, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti anakku.
Akhirnya malam datang. Aku menidurkan James, dia takut, tapi aku berjanji kepadanya bahwa aku tidak akan membiarkan apapun terjadi padanya. Aku menyelimutinya, dan memberikan dia kecupan, dan menyalakan lampu malam. Sebelum menutup pintu aku berbisik kepadanya "Selamat malam James, Mama menyayangimu."
Aku mencoba untuk tetap terbangun selama yang kubisa, tapi setelah beberapa jam aku kalah dengan rasa kantukku. Anakku akan aman untuk malam ini dan aku butuh tidur. Tetapi saat aku membaringkan kepalakuu ke bantal, aku mendengar suara pelan dari monitor bayi yang aku taruh di atas laci. Saat pertama terdengar terganggu, seperti suara yang biasa terdengar dari radio. Kemudian berubah menjadi suara rintihan. Apakah James sedang tidur? Kemudian aku mendengarnya, tawa dari mimpi burukku, tawa yang mengerikan itu. Aku beranjak dari tempat tidur dan mengambil pisau dari bawah bantal. Aku bergegas ke kamar James, dan mendobrak pintu. Aku mencoba untuk menyalakan lampu, tapi tidak bisa dinyalakan. Aku melangkah masuk dan aku dapat merasakan cairan kental hangat di kakiku. Tiba tiba lampu malam James menyala dan aku dapat melihat kengerian yang amat sangat di depanku.
Tubuh James terpaku di dinding, paku paku tersebut menembus tangan dan kakinya. Dadanya tersobek dan organ dalamnya berceceran ke lantai. Mata dan lidahnya telah tiada serta hampir dari seluruh giginya tercabut. Aku merasa jijik, aku hampir tidak percaya ini adalah anakku sayang. Kemudian aku mendengarnya lagi, suara rintihan putus asa. JAMES MASIH HIDUP! Anakku, anakku yang malang, saat merasakan begitu banyak rasa sakit dia masih berusaha untuk hidup. Aku keluar ruangan dan muntah di lantai, tetapi terganggu oleh suara tawa kecil yang mengerikan yang datang dari belakangku. Aku berpaling saat masih membersihkan cairan pahit di mulutku, kemudian muncul dari bayang bayang, iblis yang membuat semua kengerian ini, Laughing Jack. Kulit putih hantunya dan tertutup rambut hitam menjuntai ke pundaknya. Dia mempunyai mata putihnya yang mencekam dan dilingkari lingkaran hitam. Senyuman gilanya yang memperlihatkan gigi bergerigi tajam, dan kulitnya tidak terlihat seperti kulit sungguhan, kulitnya hampir terlihat seperti karet atau plastik. Dia mengenakan pakaian lusuh berwarna hitam dan putih, dengan lengan dan kaus kaki belang. Tubuhnya pun tidak masuk akal, lengannya yang panjang hingga melewati pinggang dan cara dia menyeimbangkan tubuh membuat dia terlihat seperti tidak bertulang, seperti boneka kain. Dia tertawa jijik untuk menunjukkan kepadaku betapa senangnya dia melihat reaksiku terhadap 'kerjaannya'. Lalu dia memutar balik menuju ke depan tubuh James dan mulai tertawa kembali ke pemandangan mengerikan yang telah dia tata. Sudah cukup untuk menerorku!, aku membentak, "MENJAUHLAH DARI ANAKKU, DASAR KAU BEDEBAH!" Aku berlari ke arah monster itu dengan mengangkat pisau dibawah kepalaku, dan menusuknya, tetapi saat pisau menyentuhnya, dia menghilang menjadi asap hitam. Pisau yang telah gagal membunuh monster itu, masih terus mengarah dan menembus jantung James yang masih berdetak, memercikkan darah hangat ke wajahku...
Tidak... apa yang telah aku lakukan? Anakku, aku membunuh anakku! Seketika aku menjatuhkan lututku, dan aku dapat mendengar sirine polisi di kejauhan semakin kencang...
Anakku,anakku manis, anakku sayang... Mama telah berjanji mama akan melindungimu.... tapi aku gagal..... Maafkan mama James.... Mama sangat sangat menyesal.....
Polisi segera sampai dan menemukanku di depan anakku, masih memegang pisau yang bersimbah darah anakku. Pengadilan berjalan secara singkat, aku terduga karena penyakit jiwa. Aku ditempatkan di Phiropoulos House khusus kriminal yang berdasar penyakit jiwa, disanalah aku berada sejak 2 bulan yang lalu. Bagiku, disini tidak terlalu buruk, satu satunya alasan aku bangun sekarang karena ada seseorang yang memainkan lagu Pop Goes The Weasel dari luar jendelaku..... Aku akan memberi tahu suster tentang ini besok pagi...
No comments:
Post a Comment
Creepypasta Indonesia, Riddle Indonesia, Cerita Seram, Cerita Hantu, Horror Story, Scary Story, Creepypasta, Riddle, Urban Legend, Creepy Story, Best Creepypasta, Best Riddle, short creepy pasta, creepypasta pendek, creepypasta singkat