Skip to main content

The Baby Doll


The Baby Doll - Di daerah sekitar Illinois Selatan, sebuah perusahan mainan berinisiatif menjual boneka bayi tiruan "yang sangat mirip bayi asli" kepada para ibu hamil. Namun rupanya setelah sang ibu melahirkan, mainan bayi itu mulai menangis. Dan "gerakan menimang-nimang" yang diinstruksikan sesuai iklan produk untuk mendiamkan bayi mainan tersebut tidak lagi berfungsi, maka kau takkan bisa menghentikan tangisannya tanpa mengguncang-guncangnya terlebih dahulu.

Akhirnya ketika produk ini terus-terusan menangis, para orang tua pemiliknya akan mulai memukulinya, dan kemudian semalin lama pukulan atau bahkan bantingan harus dilakukan lebih kuat supaya produk ini berhenti berbunyi.

The Baby Doll - Satu-satunya cara yang tampaknya selalu berhasil mendiamkan mainan bayi ini untuk selamanya adalah dengan menghantamkan bagian kepanya ke dinding sehingga merusak mesin apapun itu di bagian dalamnya yang berfungsi memicu suara tangis.

Hal inilah yang mengakibatkan seringnya terdengar laporan pengaduan para tetangga dari pemilik mainan tersebut yang mengira terjadi kekerasan pada anak-anak, dan ketika polisi datang untuk memeriksa keadan, mereka mendapati sisa-sisa ceceran tubuh bayi berlumuran darah di dinding dan lantai.

The Baby Doll - Hampir pada setiap kasus menyebutkan bahwa biasanya para ibu tidak mengerti mengapa mereka didatangi oleh polisi, dan dengan santainya mereka berkata, "Singkirkan boneka tolol itu," sambil menimang-nimang gendongan boneka bayi tiruan dalam dekapannya.

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...