Skip to main content

Mind F**k Toilet


Sama seperti sebelum-sebelumnya, aku selalu saja pulang pada larut malam.
Siapa yang bilang bekerja di perusahaan besar itu menyenangkan? Kecuali kau memiliki telinga setebal tembok China, atau tubuh yang lebih kuat dari baja yang bahkan di buat oleh Superman.
Itu hanya bualanku saja, ketika aku marah.
Ku buka pintuku, dan menyalakan lampu rumahku yang gelap, kemudian berjalan menuju kamar mandi. 

Aku mulai membuka bajuku dan melesat masuk ke dalam tempat untuk membersihkan tubuhku.
Ku basuh tubuhku dengan air yang keluar dari shower, dan membilas rambutku, saat aku mendengar suara terengah-engah yang membuatku begidik ngeri, banyak orang bilang, kamar mandi adalah tempat misterius, karena kau tidak pernah tahu apa yang ada di sana sebenarnya.
Ku hentikan aktifitasku sejenak, dan melirik apa yang ada disana, namun, suara itu menghilang! Dan aku tidak menemukan apapun disini, hanya pikiranku saja mungkin.
Sebelum, aku menyadari sesuatu.

Tepat di cermin yang tertempel di tembok itu, aku melihat sepasang mata yang mengawasiku, tersenyum menyeringai dengan rambut panjang dari dalam toilet milikku.
Matanya merah dengan kulit pucat akibat terendam oleh air.
Aku terdiam beberapa saat, berharap semua ini segera berakhir. Ku ambil handuk dan segera melesat pergi meninggalkan tempat itu, seharusnya aku tahu, ada makhluk itu dalam toiletku.
Seharusnya, dulu aku tidak menguburkan istriku dalam Toilet!!

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...