Tuesday, September 19, 2017
Why I Didn’t Shower for 21 years
Why I Didn’t Shower for 21 years - Aku bermimpi buruk dimana aku terperangkap di kamar mandi. Saluran pembuangan air buntu. Dan air tidak hentinya menyirami badanku. Ketinggan air naik ke pergelangan kaki. Ke badan. Lalu melewati kepala ku. Tirai shower berubah menjadi kaca. Dan jeritan ku seperti orang yang berkumur. Bayangan gelap dari wajah didalam kaca menatap ku seram. Aku memohon mohon. Tapi dia tidak mau melepasku. Aku tenggelam dan memukul2 pasrah didalam peti mati kaca ku.
Aku bangun terbatuk – batuk.
Aku tahu mimpi buruk ku berasal dari …. Aku tidak pernah mau mengingat ini. Insiden ini tidak pernah lepas dari ingatanku. Sangat mudah untuk menjelaskan nya.
Ini terjadi pada musim panas diwaktu ulang tahun ku yang ke 12 ketika keluarga Hudson pindah di seberang jalan. 3 orang. Salah satunya adalah nenek tua. Dia sangat kecil. Rapuh. Berbalut tulang. Rambut putih tipis. Kondisinya lemah. Berpakaian dress dengan motif bunga biru. Kepalanya lunglai diatas lehernya dan bergoyang goyang ketika seseorang mendorong kursi rodanya memasuki rumah. Pada saat itu aku tidak tau apakah dia masih hidup atau sudah mati.
Beberapa menit kemudian dia muncul di jendela lantai 2. Duduk diatas kursi rodanya. Wajahnya menatap kamarku. Dan aku dengan hati hati mengintip dari dinding jendelaku. Kepalanya menghadap ke kanan. Matanya menatap ku. Selalu menatapku. Tanpa menggerakkan kepala nya sedikitpun.
Aku tutup tirai jendelaku.
Setiap kali dia duduk di jendela. Dia selalu melihat mobil lalu lalang di jalan perumahan dan menyaksikan anak anak kecil bercengkrama di halaman mereka. Aku tidak pernah melihat orang lain sama sekali di ruangan itu. Tidak pernah melihat dia bergerak dari kursi rodanya. Setiap malam aku mengintip dengan cemas dibalik tirai jendela. Siluetnya masih terlihat di jendela. Lampu Padam. Melihat didalam kegelapan kamarku. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku tau dia sedang menatapku.
Why I Didn’t Shower for 21 years - Cerita tentang nenek tua itu menyebar cukup cepat diantara teman teman ku disini. Bahwa dia adalah nenek sihir. Dia adalah boneka. Dia sebenarnya sudah mati. Tapi aku tau dia masih hidup. Yakinlah, aku tidak pernah melihat dia bergerak dari jendela itu. Dan tidak sekalipun aku melihat kepalanya bergerak . tapi aku merasa matanya selalu melihat kemana aku berjalan.. aku bisa merasakan dia menatapku terus. Ditengah malam dimana tirai jendela ku tertutup dan aku sendirian. Aku terbangun dan mengintip. Matanya masih menatapku. Aku tau itu.
Aku pindah tidur di lantai. Semakin bawah semakin baik. Mungkin dia tidak bisa melihatku jika aku tidur dilantai.
Aku memberitahu orangtuaku bahwa nenek tua diseberang jalan itu menakuti ku. Aku memohon kepada mereka untuk berbicara kepada pak Hudson dan menyuruh mereka untuk memindahkan nenek tua itu ke ruangan yang tidak ada jendelanya. Mereka tertawa dan berkata padaku untuk membiarkan dia hidup di masa senja nya dengan damai. Dia hanya melihat lihat jalanan. Orangtua ku berkata. Mungkin itu bisa membuat dia merasa lebih bahagia dan muda kembali
“apakah kamu juga akan menempatkan ku di kamar tanpa jendela ketika aku sudah jadi nenek tua?” ibuku tertawa . “ ingatkan aku untuk tinggal bersama kakakmu ketika aku sudah duduk di kursiroda”
Beberapa minggu kemudian di kediaman tuan Hudson. Aku melihat dari pintu jendela kamarku, seseorang dari rumah itu keluar dan membuka pintu mobil. Dia kembali masuk dan muncul lagi beberapa menit kemudian dengan mendorong nenek tua itu menaiki mobil. Dia keliatan lebih lemah dari sebelumnya. Mungkin beratnya ga lebih dari 70 pon. Kepalanya tergolek lemah disamping bahu kanan nya. Badan nya menempel sesak di kursirodanya
Tapi matanya tidak pernah lepas menatapku. Tidak pernah berhenti menatapku.
Pak Hudson mengangkat nenek itu masuk kedalam mobil. Dia melipat kursi roda dan memasukan kedalam bagasi. Lalu dengan cepat berpindah ke kursi pengemudi. Wanita yang lebih muda mengikuti masu k di kursi penumpang. Dan lelaki itu menginjak pedal gas meninggalkan kediaman nya
Why I Didn’t Shower for 21 years - Kepala wanita tua itu menghadap ku dan masih menatapku. Bergoyang naik turun mengikuti mobil yang bergerak di aspal jalanan. Aku memperhatikan wajahny. Tidak ad ekspresi, wajah kosong tanpa emosi. Lidahnya menggantung di sebelah kanan dari mulutnya. Tapi matanya selalu untukku. Kedua bola matanya tetap menatapku.
Mobil itu berjalan melewati jalanan. Dan kemudian hilang dari pandangan.
Orangtua ku mendengar kabar di sore hari dari tetangga. Bahwa kondisi nenek tua itu semakin buruk. Dan keluarga Hudson membawanya ke sebuah rumah. Dia mungkin tidak akan kesini lagi. Aku masuk ke dalam kamar dan melihat ke seberang jalan. Aku tersenyum. Jendela itu akhirnya kosong.
Keluarga belum kembali keesokan harinya. Tidak ada mobil terparkir. Malam hari nya aku melihat ke jendela kamar wanita tua itu. Tidak ada orang didalamnya. Tidak ada kursi roda. Tapi lampu nya menyala. Aku melaporkan nya kepada ayahku. Itu aneh. Tapi ayahku meyakinkan ku tidak ada apa apa “mungkin lampu nya ada timernya atau otomatis”
Aku terbangun ditengah malam dan dengan penasaran mengintip lagi dari jendela. Lampu kamarnya masih hidup. Dan tiba-tiba padam. Aku menunduk kebawah jendela. Dan perlahan naik lagi dan mengintip.siluetnya yang kecil itu. Kering berbalut tulang. Aku menyaksikan nya sekitar 10menit. Mengedipkan mata dan memfokuskan pandangan ku. Lampunya hidup kembali. Lalu kemudian padam lagi.
Aku tertidur dilantai lagi. Memeluk bantalku dengan erat.
Why I Didn’t Shower for 21 years - Keesokan harinya latihan baseball ku selesai lebih lambat. Ketika aku pulang. Rumahku dalam keadaan kosong. Orangtua sedang menyaksikan pertandingan softball kakakku. Aku Beranjak ke kamar mandi menyalakan shower untuk mandi.
Sekitar 3menit di kamar mandi. Aku merasa kedinginan. Uap panas mengalir keluar dari kamar mandi ku. Ini tidak masuk akal karena pintu kamar mandi dalam keadaan tertutup. Mengalihkan pandanganku dan mendengar suara aneh yang selalu menghantuiku selama bertahun tahun ini. Cincin metal dari gantungan tirai shower bergerak melewati pancuran shower. Seseorang secara perlahan membuka tirainya.
Sabun menutupi pandanganku. Dan aku melihat samar – samar bayangan gelap dibelakang tirai. Panjang. Pucat. Jemari yang kurus mecengkram tirai membuka diri perlahan. Aku beranjak tersudut di pancuran shower. Dan tirai terbuka seutuhnya.
Disana nenek tua itu berada. Aku mestinya hanya melihat dia sekali saja. Mungkin sekitaran 2 detik. Tapi momen itu setelah waktu bertahun tahun aku masih bisa menggambarkan nya dengan jelas sosok menakutkan didepan mataku.
Rambut putih yang kusut. Matanya yang seram. Tulangnya yang menonjol dibalik kulitnya yang menegang. Telanjang bulat . kulitnya yang keriput disekujur tubuhnya. Payudara kering menggantung di dadanya. Dan bulu bulu yang tumbuh ditempat yang seharusnya orang lain tumbuh.
Dia tersenyum menjijikkan. Dan aku merasa pancuran air panas dibelakangku menghantam wajah. Dan ditangan nya yang lain . wanita tua itu memegang kertas yang terbuka.
“August” dia berbicara dengan perlahan “August, August, August.”
Aku melompat melangkahinya. Menjatuhkan tubuh kecilnya ke lantai . berlari ke bawah. Telanjang dan masih basah. Meskipun panik entah kenapa aku masih ingat kalau aku telanjang. Aku menarik pakaian-pakaian dari keranjang di ruang cuci. Melemparkan sisanya berserakan dilantai. Aku berlari sekencang kencangnya dijalanan. Hingga tanpa sadar aku sudah berada di depan rumah teman ku.
Ketika polisi datang, mereka menemukan wanita tua itu tergeletak roboh di kamar mandi. Shower masih menyala. Polisi itu baik, memuji keberanian ku. Aku memberitahu apa yang wanita tua itu katakan kepadaku “august” dan bertanya apakah mereka tau apa maksud dari perkataan wanita tua itu.
“mungkin beberapa hari lagi memasuki bulan agustus” salah satu dari mereka berkelakar “ kau tidak akan pernah mengerti pikiran orang tua dan gila nak”
Why I Didn’t Shower for 21 years - Keluarga Hudson hanya datang sekali untuk menyelesaikan masalah ini. Tanda “untuk dijual” telah dipasang dirumahnya keesokan hari. Ibu ku berkata bahwa mereka malu menemui tetangga – tetangga setelah apa yang terjadi. Kemungkinan mereka meletakkan wanita tu itu ke panti sosial di pusat kota. Namun entah kenapa dan entah bagaimana , nenek tua itu berhasil kabur dari rumahnya dan naik bus untuk kembali ke kota kami. Bagiku sangat tidak masuk akal. Dia sudah tua. Sudah lemah dan tidak tertolong. Dia tidak bisa bergerak selama beberapa minggu dia tinggal di rumah itu. Bagaimana bisa dia bepergian ratusan mil sendirian?
Oleh karena itu. Kau bisa bayangkan yang sudah terjadi membuatku tidak mau mandi shower selama 21 tahun ini. Walaupun Memakai bak. Air yang hangat. Dan berbusa. dan untuk shower. Dengan tirai tertutup. Air yang jatuh ke lantai dan uap yang menempel di dinding. Kau bisa gila. Pikiran buruk menghantuimu. Dan itu harus benar benar aman. Untuk beberapa menit. Kau sendirian di dunia ini. Itu adalah privasimu. Kerajaanmu.
Tapi yang paling membuat shower berbahaya. Kau terjebak didalamnya. Dengan kondisi yang lemah dan TELANJANG.
kau bisa diincar dari sisi manapun.
Aku memberitahu orang orang tentang ini. Orangtuaku. Perlahan. Aku mencoba melupakan kejadian ini jauh ditempat dimana aku tidak akan mengingatnya. Aku tidak mau membicarakannya lagi sedari kecil. Hidup terus berjalan. Selain urusan mandi. Aku adalah orang yang normal.
Beberapa bulan kemudian. Sesuatu didalam diriku berkata. Aku harus memeriksa lagi kejadian itu. Itu seperti suara didalam kepalaku berkata. Kau harus lakukan itu. Kepalaku mau semuanya selesai.
Why I Didn’t Shower for 21 years - Aku menghabiskan waktu berjam jam untuk online. Mencoba mencari informasi tentang keluarga Hudson dan wanita tua itu. Akhirya aku menemukan nya. Berita kematian wanita tua itu. Dia meninggal 4 tahun yang lalu. Ntah bagaimana dia tidak pernah ditemukan selama 15tahun sebelumnya. Foto pada saat pemakaman nya adalah fotonya sewaktu masih gadis muda dengan almarhum suaminya pada saat hari pernikahan.
Nama suami nya adalah August
Dan entah kenapa dia mirip sekali denganku
Aku menutup browsernya dan termenung didepan komputerku selama 10 menit. Akhirnya semua jadi masuk akal. Kenapa dia memanggilku August. Kenapa dia begitu terobsesi menatapku. Mungkin dia membuat surat itu untuk suaminya. Pantas dia memegang erat surat pada saat itu.
Untuk beberapa saat , aku merasa lebih baik. Sesuatu akan menjadi lebih baik ketika semuanya jadi masuk akal.
“sayang, apakah kamu baik baik saja?” itu suara istriku
“sepertinya begitu” aku berkata
aku menyalakan shower pertama ku semenjak kejadian malam naas itu. Aku bahkan tidak kaget ketika tirainya terbuka dan istriku ikut masuk. tetapi pada saat dia memelukku dibawah siraman air. Hanya satu pertanyaan yang tidak mau hilang dari pikiranku.
“bagaimana bisa gadis muda di foto pernikahaan itu sangat persis seperti istriku ?”
Why I Didn’t Shower for 21 years