Skip to main content

VIDEO CHAT


Sepulang sekolah, ketika aku sampai di rumah, aku menemukan catatan dari orangtuaku yang tertulis bahwa mereka pergi dan tidak kembali sampai larut malam. Aku tidak memiliki banyak tugas sekolah, jadi aku pergi ke tempat tidurku dan membuka laptop. Setelah beberapa menit browsing internet, aku bosan dan akhirnya aku membuka video chat room.

Dengan melewatkan beberapa orang aneh dan orang-orang yang membuang-buang waktu di video chat tersebut, aku mencoba mencari seseorang yang layak aku ajak berbincang. Ketika aku hampir menyerah karena tidak menemukan orang yang tepat, aku menekan tombol dan muncul gadis cantik di layar video chat.

Ia tampak seperti habis menangis dan menutup mulutnya dengan tangan, sepertinya ia mencoba untuk tidak bersuara. Setelah kuperhatikan matanya, ia terlihat sedang ketakutan.

Ia mulai mengetik...

Dia: "Tolong, tolong aku!"
Aku: "Ada apa?"
Dia: "Telepon polisi!"
Aku: "Apa? Kenapa?"
Dia: "Ada seseorang di rumahku."
Aku: "Apakah ini semacam lelucon?
Dia: TIDAK! Tolong, kau harus menolongku!"
Aku: "OKE OKE Aku akan menolongmu."
Dia: "Panggil polisi ke rumahku!
Aku: Kenapa tidak kau saja yang menelepon polisi?"
Dia: "Ponselku mati. Aku sendirian. Seseorang mendobrak masuk ke rumahku. Aku mendengarnya naik ke atas, jadi aku sembunyi di kamar mandi di kamarku. Aku sedang memegang laptopku. Layar yang muncul ketika aku membuka laptop adalah chatroom ini. Kamu yang pertama tersambung denganku. Tolong, kau harus percaya padaku.
Aku: Apa kau serius ini bukan semacam lelucon?"
Dia: "Aku benar-benar serius."

Aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Bisa jadi ini hanya semacam lelucon, tapi bagaimana jika gadis ini benar-benar membutuhkanku? Aku tidak bisa membiarkannya. Aku memutuskan untuk menghubungi polisi.

Aku: "OKE Aku akan memanggil polisi ke rumahmu. Siapa namamu dan berikan alamatmu."
Dia: "Namaku Linda. Alamat rumahku di..."

Ketika ia sedang mengetik, aku telah menekan nomor darurat di ponselku. Ketika aku melihat alamat yang ia kirimkan lewat chat, ponselku terlepas hingga jatuh dari genggamanku.

Itu... alamat rumahku.

Sekujur tubuhku merinding.

Aku terdiam sambil memandang wajahnya. Matanya seolah memohon kepadaku, memintaku untuk menolongnya. Air matanya pun menetes di pipinya.

Perlahan, aku turun dari tempat tidurku dan berjalan menuju kamar mandi di dalam kamarku.
Jantungku berdetak cepat. Keringat dingin mulai membasahiku.

Dengan tanganku yang gemetar, kuambil laptopku dan melangkah ke arah kamar mandi dengan hati-hati. Lantai berderit ketika aku melangkah. Dalam video chat, aku melihat gadis itu seperti tersentak saat mendengar sesuatu. Ia menutup mulutnya, gemetar dan ketakutan.

Aku meraih dan memegang handle pintu kamar mandi dengan tangan kiriku. Gadis itu masih ada di dalam video chat, gemetar dan diam-diam terisak.
Aku mencengkeram handle pintu dengan kuat, dengan satu gerakan cepat, ku buka pintu kamar mandi tersebut.

Dari dalam, aku mendengar suara teriakan ketakutan.

Kamar mandi itu kosong.

Ketika aku kembali melihat layar laptopku, video chat gadis itu sudah disconnected.

Teriakan gadis itu terus menerus terngiang di kepalaku.
Insiden tersebut meresahkanku hingga aku tidak nyaman tidur di tempat tidurku. Aku pergi ke bawah dan tidur di sofa.

Pagi harinya, aku menceritakan kejadian tersebut kepada orangtuaku. Ibuku malah tertawa mendengarnya, tetapi ayahku justru penasaran. Ia berkata akan menanyakan hal ini kepada tetanggaku.

Ternyata informasi yang didapatkan ayahku sangat mengejutkan.

Beberapa tahun yang lalu, sebuah keluarga tinggal di rumah ini. Seorang pria, istrinya dan anak gadisnya yang masih remaja. Suatu malam, ketika orangtuanya sedang pergi keluar, seseorang mendobrak masuk ke rumahnya. Lalu saat orangtuanya pulang ke rumah, mereka menemukan anaknya berada di kamar mandi di kamarnya.

Ia ditemukan tewas akibat ditusuk.

Tetapi pembunuhnya belum ditemukan.

Nama anak tersebut adalah Linda…

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...