Skip to main content

THAT WASN’T MY HUSBAND WHO SLEPT NEXT TO ME LAST NIGHT - Bagian 1


Namaku Rose Tillman, dan saat ini aku sedang ketakutan. Aku adalah seorang fisikawan di Toronto dan juga merupakan dosen di salah satu universitas ternama di Canada. Aku memiliki karir yang cemerlang hingga mendapatkan tawaran pekerjaan tetap di sini, yang mana masih aku pikirkan. Aku pun merasa sangat beruntung karena telah lahir dari keluarga sangat berkecukupan dan bertemu dengan cinta sejatiku 8 tahun lalu di awal usia 20 tahunku. Kami telah menikah sekitar 5 tahun, dan suamiku adalah segalanya..

Dia membuatku tertawa, tersenyum, kadang buatku menangis, dia adalah cintaku, sahabat karibku. Tapi, pria yang pulang ke rumah kemarin bukanlah suamiku, dan aku tak mengerti apa yang terjadi.

Christoper (suamiku), pergi untuk perjalanan bisnis 5 hari yang lalu. Dia adalah seorang pengacara dan sudah sering bepergian jauh untuk pekerjaannya. 5 hari lalu ia pergi ke bandara internasional Pearson, ia bahkan menghubungiku ketika telh mendarat di Wein-Flughafen (bandar udara utama di Vienaa). Aku memang memiliki kecemasan ketika ia pergi jauh, dan suami paham benar hal itu. Untuk mengurangi kekhawatiranku, ia akan menelpon kapanku ketika telah tiba di tujuan atau di hotel. Walaupun sekedar kabar singkat, "Sayang, aku sudah sampai ya..". Kebiasaan saling telpon ini pun telah menjadi kebiasaan diantara kami berdua sehingga kami lebih memilih untuk menghubungi rekan-rekan kami melalui text/messenger.

4 hari yang lalu, masih seperti biasanya aku melakukan rutinitas : mengerjakan pekerjaan rumah, mengajar kursus, memilih warna baru untuk dekorasi dapur. Toh Ibu Mertuaku yang bilang sendiri akan menanggung semua biaya renovasi kecil ini sebagai hadiah untuk anniversary kami, jadi kenapa tidak?

Kemarin Christoper dijadwalkan untuk terbang kembali ke Toronto. Di amenelpon ku dari Vienna setelah sampai di bandara, dia bilang di sangat lelah dan akan tidur di sepanjang perjalanan. Aku lega mendengar suaranya, meskipun ia terdengar lelah tapi aku tetap senang ia akan pulang. Lelaki malang, dia telah bekerja sangat keras.

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...