Wednesday, September 20, 2017
THAT WASN’T MY HUSBAND WHO SLEPT NEXT TO ME LAST NIGHT - Bagian 1
Namaku Rose Tillman, dan saat ini aku sedang ketakutan. Aku adalah seorang fisikawan di Toronto dan juga merupakan dosen di salah satu universitas ternama di Canada. Aku memiliki karir yang cemerlang hingga mendapatkan tawaran pekerjaan tetap di sini, yang mana masih aku pikirkan. Aku pun merasa sangat beruntung karena telah lahir dari keluarga sangat berkecukupan dan bertemu dengan cinta sejatiku 8 tahun lalu di awal usia 20 tahunku. Kami telah menikah sekitar 5 tahun, dan suamiku adalah segalanya..
Dia membuatku tertawa, tersenyum, kadang buatku menangis, dia adalah cintaku, sahabat karibku. Tapi, pria yang pulang ke rumah kemarin bukanlah suamiku, dan aku tak mengerti apa yang terjadi.
Christoper (suamiku), pergi untuk perjalanan bisnis 5 hari yang lalu. Dia adalah seorang pengacara dan sudah sering bepergian jauh untuk pekerjaannya. 5 hari lalu ia pergi ke bandara internasional Pearson, ia bahkan menghubungiku ketika telh mendarat di Wein-Flughafen (bandar udara utama di Vienaa). Aku memang memiliki kecemasan ketika ia pergi jauh, dan suami paham benar hal itu. Untuk mengurangi kekhawatiranku, ia akan menelpon kapanku ketika telah tiba di tujuan atau di hotel. Walaupun sekedar kabar singkat, "Sayang, aku sudah sampai ya..". Kebiasaan saling telpon ini pun telah menjadi kebiasaan diantara kami berdua sehingga kami lebih memilih untuk menghubungi rekan-rekan kami melalui text/messenger.
4 hari yang lalu, masih seperti biasanya aku melakukan rutinitas : mengerjakan pekerjaan rumah, mengajar kursus, memilih warna baru untuk dekorasi dapur. Toh Ibu Mertuaku yang bilang sendiri akan menanggung semua biaya renovasi kecil ini sebagai hadiah untuk anniversary kami, jadi kenapa tidak?
Kemarin Christoper dijadwalkan untuk terbang kembali ke Toronto. Di amenelpon ku dari Vienna setelah sampai di bandara, dia bilang di sangat lelah dan akan tidur di sepanjang perjalanan. Aku lega mendengar suaranya, meskipun ia terdengar lelah tapi aku tetap senang ia akan pulang. Lelaki malang, dia telah bekerja sangat keras.