Wednesday, September 13, 2017

My Psychopath Sister

My Psychopath Sister -
My Psychopath Sister

My Psychopath Sister - Aku yakin di suatu tempat pasti ada seseorang yang memiliki sifat aneh. Saking anehnya dia tidak punya teman. Kau tahu? Di keluargaku, orang itu adalah kakakku sendiri. Aku tidak tahu mengapa bisa begitu atau apa yang membuatnya begitu. Aku juga tidak pernah tinggal bersamanya karena orang tua kami bercerai. aku tinggal dengan ayah dan kakakku tinggal dengan ibu yang menurut ayah sudah tidak waras. Ayah juga merasa yakin kakakku, Selina tidak waras seperti ibu. Tapi sudah berbulan-bulan aku tidak mendengar kabar mengenai kakakku.

Suatu pagi yang cerah di sekolah, aku seperti biasa sedang duduk di kelas ditemani dengan buku gambarku. Aku sedang asyik menggambar hingga tiba-tiba aku meyadari kedatangan Shellya, temanku.

"Kamu uda denger belum? Katanya akan ada anak baru. Tapi kakak kelas sih. Cewek, kelas 11, berati setahun diatas kita," Ucap Shellya

"Oh really?" Aku memberikan ekspresi kagum. Okelah. Aku penasaran siapa kakak kelasku yang baru ini.

Kira-kira 15 menit kemudian, kelas dimulai. Aku mulai mengerjakan tugas-tugasku, mengikuti pelajaran sekolah dengan baik hingga jam istirahat. Aku ke kantin bersama Shellya dan mengantri di depan penjual bakmi. Setelah selesai memesan, tiba-tiba Shellya langsung menarikku dan menatapku dalam-dalam seakan ada sesuatu yang aneh dengan mukaku. Aku mengabaikan tindakan aneh Shellya dan hendak mengambil semangkuk bakmi yang tadi kupesan ketika tiba-tiba seorang perempuan langsung mengambil jatah bakmiku.

"Woi Gila ya?" Aku langsung membentak

"Ini bakmi punya orang ya tolong. Gila kali ya ngambil bakmi orang? Kalo gak ada duit--" tidak mungkin pikirku dalam hati

My Psychopath Sister - Seketika itu juga aku merinding. Tampangnya sangat mirip denganku hanya lebih pucat. Seakan-akan seperti melihat hantu yang menyerupaiku. Lalu aku melihat kalung yang tergantung di lehernya, dan aku langsung jatuh terduduk karena shok. Kalungnya sama seperti milikku. Tidak mungkin itu kakakku. Ia memegangi mangkuk bakmi tadi lalu langsung buru-buru pergi. Ini gila. Tidak mungkin kakakku yang gila itu akhirnya satu sekolah denganku. Mau apa dia kesini? Aku harus memberi tahu ayah. Setidaknya aku merasa lebih aman kalau ayah mendengar hal ini.

Sepulang sekolah, seperti biasa aku diantar supirku ke kantor ayah untuk menjemput ayah. Aku masih merinding mengingat kejadian tadi. Pada akhirnya aku tidak jadi makan, dan membayar bakmi yang dicuri kakak. Tapi aku masih tidak habis pikir kenapa dia tiba-tiba masuk ke sekolahku dan bagaimana dia tahu kalau aku adiknya dan kenapa dia harus mengambil bakmiku tadi itu? Aku tenggelam dalam lamunan hingga tidak menyadari ayah sudah masuk ke mobil. Lamunanku buyar ketika aku merasakan tangan ayah di keningku.

"Ni, kamu tadi habis apa? Badanmu kok panas? Kamu udah makan?" tanya Ayah sambil melepaskan tangannya dariku.

Yah beginilah kalau aku skip makan. Pasti sakit.

"Aku ga nafsu makan, yah. Aku tadi liat kakak di sekolah. Aku takut sampai ngak bisa makan." jelasku sambil memegangi tanganku.

Ayahku terlihat bingung. Ah sial. Ada yang salah pasti. Aku tidak berani menanyakan soal kakak ke ayah. Ayah berdeham dan membuka ponselnya.

"Ayah akan coba menanyakan hal ini ke ibumu. Mungkin secara kebetulan ia masuk ke sekolah itu," jawab ayah sembari menelpon ibu.

My Psychopath Sister - Dari yang aku lihat selama 10 menit terakhir, ibu sepertinya terlalu sibuk untuk mengangkat telepon dari ayah. Atau bisa jadi ibu tidak ingin ditanyai oleh ayah kenapa kakak ada di sekolah yang sama denganku. Aku sendiri sebenarnya sangat penasaran kenapa kakak bisa tiba-tiba datang menjadi pelajar di sekolahku. Aku pikir ia ada di luar kota dengan ibu. Mungkin kakak jenuh berada di luar kota. Aku akan tetap berpikir positif saja. Anggaplah ibu sudah pulih dan begitu pula kakak.

Dua hari kemudian aku kembali masuk sekolah. Kemarin aku memutuskan untuk beristirahat saja karena badanku masih panas. Shellya yang biasanya datang lebih siang dariku sudah duduk manis di mejanya. Aku menghampirinya dan menepuknya pelan di pundaknya, dan Shellya tampak tersadar dari lamunannya.

"Na, sumpah deh. Aku merinding banget deh kemaren. Itu orang yang mirip kamu kemaren tiba-tiba nyariin kamu. Dari awal jam masuk, jam istirahat pertama, kedua, bahkan pulang sekolah ia menghampiriku dengan pertanyaan yang sama, "Nana ada dimana?" dan aku berulang kali bilang ke dia kalo kamu sakit dan dia kayak ga ngerti atau ga percaya gitu ama aku coba." curhat Shellya

Kenapa kakak mau mencariku ya? Aku menjadi penasaran tapi disaat yang bersamaan takut. Jangan-jangan ia akan mencariku lagi hari ini. Kali ini Shellya tidak mungkin berbohong. Kalau dia tiba-tiba menunggu di depan kelas gimana? Ku rasa aku harus menghadapi kakakku itu. Aku akan memberanikan diri untuk berbicara padanya hari ini. Lagipula, dia kan masih kakakku. Aku juga yakin ia mencariku karena tidak memiliki teman lagi pasti. Shellya juga tahu persis seperti apa kakakku. Aku menarik napas panjang.

"Yaudah ntar jam istirahat aku akan cari kakakku. Kamu kalau ngak mau ikut juga ngakpapa kok. Tapi aku minta tolong. Kamu save no hp ayahku. Aku punya feeling yang ngak enak. Kalau nanti malam aku ngak ke tempat les kamu tahu kan harus apa kan?" ucapku

My Psychopath Sister - Shellya mengangguk sedih. Kemudian ia berdiri dan memelukku. Shellya tampak sangat sedih. Aku sendiri juga merasa takut dan sedih. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Lebih baik aku menghadapinya daripada bersembunyi dari kakakku. Mungkin ia ada perlu atau mungkin ibu sangat rindu padaku dan ingin bertemu denganku.

Sepulang sekolah, kakakku sudah menunggu di depan pintu gerbang sekolah. Tadi pada saat jam istirahat, kakakku bilang ibu ingin bertemu denganku jadi aku akan pulang ke rumah ibu dengan kakak. Tapi perasaan tidak enak itu terus muncul di hatiku. Sepertinya ada yang salah. Tapi aku tetap ikut kakakku. Kami pulang dengan berjalan kaki. Rumahnya hanya 15 menit jalan kaki dari sekolah. Setibanya di rumah ibu, aku terkejut betapa gelapnya rumah itu dan betapa tingginya rumput-rumput di halaman rumah itu. Rumah itu terlihat tidak terurus sekali. Aku mulai menghentikan langkahku tapi kakakku menarik tanganku untuk ikut masuk.

Begitu aku masuk ke rumah ada bau busuk yang sangat menyengat. Bau apa ini? Menusuk sekali. Kemudian kakak mengunci pintu rumah dan pergi begitu saja ke kamarnya. Tunggu. Kenapa ia mengunci pintu rumah? Dan setelah ku perhatikan jendela rumahnya ditutupi oleh papan kayu. Perasaanku tambah tidak enak. Ada yang salah.

Aku kemudian memanggil ibu namun tidak ada jawaban. Aku berjalan-jalan mengelilingi rumah, kemudian aku menemukan sumber bau busuk yang aku cium tadi. Aku langsung berteriak dengan sangat kencang. Bau busuk itu ternyata berasal dari tubuh seorang wanita yang membusuk. Wanita itu terlihat sedang duduk di meja makan dan tidak bernyawa, Kemudian setelah ku perhatikan, wanita itu adalah ibuku. Aku langsung menangis dan berlari menuju pintu. Pintunya tidak bisa dibuka, Aku berteriak minta tolong sambil berusaha membuka pintu rumah ibu. Tapi pintu itu tetap tidak bergerak.

Tiba-tiba aku mendengar langkah kaki.

"Shhhh... Jangan berisik. Nanti ibu bangun. Ayo sini ikut kakak." ucap kakakku sambil mengulurkan tangan kanannya.

My Psychopath Sister - Di tangan kirinya aku melihat seperti ada sebuah kapak. Aku takut. Sangat takut. Seharusnya aku menolak tawaran kakak untuk pulang ke rumah ibu. Tapi apa daya sudah terlambat semua itu.

"Kakak gila Kakak sudah bunuh ibu Aku mau pulang ke rumah ayah Aku takut Aku tidak mau bertemu dengan kakak lagi Aku mau pindah sekolah ke luar kota biar ga liat muka kakak Buka pintunya Aku mau pulaaaanngg" Teriakku sekencang mungkin.

Raut wajah kakak langsung berubah. Ia terlihat tidak senang dengan kelakuanku. Tiba-tiba ia mengambil tanganku dan menyeretku ke kamarnya, dan melemparku ke atas ranjangnya.

"Aku sudah memberimu kesempatan Nadia dan kamu malah meneriaki kakakmu seperti aku ini seorang monster Aku tidak membunuh ibu Aku hanya membuatnya tertidur Tidakkah kamu mengerti? Ibu bilang ia merasa sakit makanya aku membuat ia tidur supaya tidak merasa sakit" Bentak kakakku.

Aku berusaha berlari namun kakakku berhasil menangkapku dan melemparku ke ranjangnya lagi dan mengikatku di ranjangnya. Ia kemudian mengambil kapaknya, membersihkannya dengan alkhohol, kemudian menatap mataku dengan senyuman sambil berkata,

"Sepertinya kamu juga membutuhkan tidur yang panjang untuk menenangkan diri. Serahkan itu ke kakak saja. Tidak akan sakit kok."

Seketika itu juga aku mengerti maksud kakak. Aku berteriak sekencang mungkin dan semuanya hitam.

My Psychopath Sister - 
Aku melihat kakakku ditangkap oleh banyak orang. Aku melihat Shellya menangis histeris setelah melihat jasadku. Aku melihat betapa sedihnya ayah ketika melihat jasadku dan jasad ibu. Seminggu kemudian, aku dan ibu dimakamkan dengan acara pemakaman yang indah. Ayah terlihat sangat sedih dan tidak ceria seperti biasa, Shellya akhirnya memutuskan untuk pindah sekolah, kakakku sekarang berada di sebuah rumah sakit jiwa, sedangkan aku hanya bisa menyesal telah setuju untuk pulang dengan kakakku yang ternyata seorang psikopat.

No comments:

Post a Comment

Creepypasta Indonesia, Riddle Indonesia, Cerita Seram, Cerita Hantu, Horror Story, Scary Story, Creepypasta, Riddle, Urban Legend, Creepy Story, Best Creepypasta, Best Riddle, short creepy pasta, creepypasta pendek, creepypasta singkat