Skip to main content

EXOTIC FOOD CLUB

Aku berpacaran dengan Karen selama enam bulan sebelum ayahnya, Mr. Carrington, berbicara padaku. Katanya, “Hei, Terrence. Aku mulai menyukaimu. Bagaimana jika kita pergi berburu bersama akhir pekan ini?”
Aku tentu sangat gembira mendengarnya. Ini adalah langkah yang bagus untuk mendapatkan restu dari calon mertuaku. Akupun tanpa ragu menyanggupinya.

***

“Apa kau bisa pergi denganku akhir pekan ini?” tanya pacarku.

“Aku tak bisa,” jawabku, “Ayahmu mengajakku berburu.”

“Wow, itu berita bagus!” balasnya, “Dia juga pernah mengajak mantanku berburu.”

***

Akhir pekan itu kamipun berkendara ke Everglades [daerah rawa-rawa]. Ia jarang berbicara, begitu pula aku. Bukan karena aku pendiam, tapi aku terlalu gugup. Ternyata tak hanya mengajakku berburu, ia juga mengajakku ke klub berburu eksklusifnya. Dia mengajakku ke sebuah kabin dimana di luar, mobil-mobil sport mahal dan rolls royce berjejer.

“Apa Anda yakin mereka akan menerima saya?” aku sendiri terlihat kotor saat itu karena sehabis berburu.

Mr. Carrington menatapku, “Bukan masalah bagaimana kau terlihat, namun bagaimana kau bersikap. Jangan khawatir! Kau akan menjadi salah satu dari kami.

Kamipun masuk dan melihat meja sudah disiapkan bagi kami.

“Makan malam akan disajikan dalam lima menit.” seorang pelayan dengan sopan mempersilakan kami duduk.

“Ehm ... klub apa ini sebenarnya?” tanyaku.

“Klub Makanan Eksotis.” jawab Mr. Carrington dengan santai, “Kami hanya memakan makanan yang eksotis. Namun aku yakin, kau dengan cepat akan beradaptasi di sini.”

“Makanan eksotis seperti apa?” tanyaku. Aku mulai berpikir apakah mereka berburu hewan langka di sini?

“Apa yang akan kita santap malam ini?” tanya Mr. Carrington ketika pelayan membawakan hidangan. “Apa menu spesialnya?”

“Steak Bigfoot.” jawab sang pelayan.

“BIGFOOT???” tanyaku tak percaya.

“Sudah kubilang kan kami hanya makan makanan ekostis?” Mr. Carrinton menjawab sambil mengedipkan sebelah matanya.

Iapun mulai mengiris steak di hadapannya dengan pisau yang tergeletak di atas meja,. Akupun mengikutinya.

”Aku benar-benar sudah menantikan saat-saat ini. Sudah lama aku ingin memakannya!” kata Mr. Carrington sambil memasukkan daging yang telah ia iris ke mulutnya.

Ia mengunyahnya dan berkomentar, “Kurasa ini sirloin. Ah andai bumbunya bisa lebih meresap. Silakan, cobalah!”

Tanpa punya pilihan lain, akupun mencicipinya. Daging Bigfoot? Yang benar saja?
Namun di luar dugaanku, daging itu amat empuk dan berisi. Seakan daging itu melumer begitu saja di mulutku. Rasanya sungguh-sungguh lezat.

“Bagaimana, lezat bukan?”

“Ini luar biasa!” ujarku sambil memasukkan potongan-potongan lain ke mulutku hingga tanpa sadar aku menghabiskannya dengan cepat, “Apa ini benar-benar daging Bigfoot?”

“Tentu, itu nama julukan mantan kekasih putriku!” Mr. Carrington tertawa, “Perlakukan saja anakku dengan baik dan kau akan mendapat lebih banyak daging seperti ini. Masih ada banyak di belakang sana. Kau mau tambah lagi?”

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...