Skip to main content

Don't Eat The School Meal


Semua orang di sekolah menikmati makanan yang disajikan oleh kantin, dan memang kubilang semua orang. Ketika kantin menyajikan kentang goreng, taco, burger, dan makanan penuh lemak lainnya, bahkan anak-anak penderita kelainan kebiasaan makan pun ikut memakannya.
Secara pribadi, aku tidak  mempermasalahkan makanan di sini. Aku akan melahap nacho dari sekolah dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Nacho di sini sangat lezat, dan saat saus keju dengan potongan kecil keju padat, benar-benar tampak sedap. Jika sesuatu terlewatkan.

Tetapi, aku tidak makan siang jika menunya daging giling atau taco.

Tidak, bukan berarti aku benci taco atau daging. Aku karnivora sepenuh hati, aku cinta daging. Tapi, aku tidak percaya pada olahan daging yang sekolah sajikan. Dari penampilannya terlihat tidak beres dan aromanya berbeda. Lebih seperti bau sesuatu yang membusuk. Aku benci aromanya karena tercium sepeti bau bangkai di jalan. Baunya tidak mengenai hidung dengan benar. Itu tersembunyi di balik tambahan bau garam dan merica dan bahan lainnya dengan aroma yang pekat.

Rasanya juga tidak biasa. Dagingnya penuh dengan bagian keras yang terasa seperti susu, dan susah untuk di kunyah. Bagian keras ini sedikit mirip dengan tulang, tapi seperti digoreng. Saat kucoba mengunyah dagingnya, rasanya tidak sepenuhnya segar atau semacamnya. Ada sedikit rasa seperti logam. Aku memuntahkannya langsung setelah mencobanya dan aku tidak akan pernah lupa rasanya. Itu meninggalkan perasaan pahit dalam perutku. Aku berakhir sakit selama jam-jam setelahnya. Tak ada yang sadar akan rasa dan baunya kecuali aku. Aku bertanya pada orang-orang apakah mereka merasakan rasa atau bau yang aneh dari makanannya, tapi setiap orang mengabaikannya seakan itu tidak penting. Yah, itu bukan tidak penting. Itu bukan sekedar hal aneh yang kusadari cuma karena keberuntungan murni. Para guru bertingkah aneh ketika daging atau taco disajikan dalam menu, hampir seperti tampak lebih bahagia. Lebih santai. Kalian mungkin berpikir kalau mereka mungkin hanya karena mereka suka taco, tapi bukan cuma karena itu. Kau tak bisa berkata padaku kalau daging dari sekolah itu tidak apa-apa. Kau tidak bisa langsung menolak dan mengabaikan semua petunjuk ini. Sesuatu yang buruk terjadi ketika mereka mengolah daging di sekolah.

Aku tidak mengira mungkin kalian menyadari hal ini tapi murid-murid yang sedang dalam hukuman mulai tidak masuk sekolah setelahnya. Murid-murid mulai hilang selama mereka sedang dihukum sendirian, tapi tak ada satupun yang menyadari kalau mereka menghilang karena mereka pembuat onar, tukang jahil, orang-orang yang tidak bisa diatur. Orang tua mereka sadar kalau anak mereka hilang ketika mereka tidak pulang setelah sekolah dan menghabiskan waktu mereka, lalu polisi dipanggil dan poster orang hilang mulai ditempel di tiang telepon. Mereka tidak pernah ditemukan, hidup atau mati, dan mereka tidak pernah terlihat lagi. Para guru ditanyai dan mereka berbohong. Mereka bohong kalau mereka tidak ingat anak-anak itu pernah menjalani hukuman hari itu. Polisi menutup kasusnya setelah tidak ada perkembangan dan mereka pergi. Begitu juga dengan sekolah.

Jadi, apa kalian pernah berpikir apa yang ada dalam daging itu, dan apa yang terjadi pada anak-anak yang hilang, yang tubuhnya tidak pernah ditemukan?

Comments

Popular posts from this blog

THE SCRATCHING CURSE

THE SCRATCHING CURSE - "Krekkk..krrekk kreett..." kudengar suara berderit-derit dari arah jendela teras. Aku pun melongok keluar, memeriksa keadaan. Sepi. Kosong. Melompong. Mungkin hanya perasaanku. Ya sudahlah. Esok malamnya, pada jam yang sama, "Krreeeeek... kreeeeeekkkk... kreeeerrrkk..." Lagi-lagi suara itu mengusik indera pendengaran. Namun kali ini terdengar dari luar pintu kamar. Bunyinya pun lebih keras dan seolah lebih dekat. Maka segera kubuka pintu kamar. Nihil. Kosong. Melompong. Sunyi. Ya sudahlah, mungkin engsel pintu kamar ini agak berkarat, pikirku sambil-lalu. Kemudian, keesokan malamnya, lagi-lagi... "Grrrreeekk... gggrrrrreeekkk.... grgrhrekkk!!!," Kali ini aku benar-benar tidak salah dengar, ada suara garukan. Terdengar lebih jelas. Amat jelas, karena... itu berasal dari kolong bawah ranjangku! Deg! Jantungku seketika berdegup tegang. Oleh sebab nalar yang menyadari suatu keganjilan, entah apakah itu, semakin mendekat... da...

KARMA

KARMA Catatan 1 Aku membuat kesalahan yang amat besar. Kupikir aku hanya paranoid awalnya, namun sekarang aku tahu bahwa dia mengikutiku. Dia tidak pernah membiarkan aku melupakan sebuah kesalahan bodoh itu. Aku tidak begitu yakin seperti apa wujudnya. Satu-satunya nama yang bisa kusebutkan adalah Karma. Kupikir dia akan melindungiku … namun aku salah. Mari kita mulai sejak dari awal. Ada sebuah ritual yang tidak begitu terkenal memang, dia disebut sebagai Pembalasan Karma. Untuk alasan yang bisa kalian pahami, aku tidak bisa menjelaskan detil ritual ini. sungguh terlalu berbahaya. Aku diceritakan mengenai ritual ini. Mitos yang mendasari ritual ini adalah, setelah kalian melakukan ritual sederhana ini, Karma akan mengadilimu, membalasmu. Jika dia memutuskan bahwa kalian merupakan orang baik-baik, maka hidup kalian akan seperti di sorga, disisi lain … well, itulah alasan kenapa aku menulis ini semua. Aku pasti telah melakukan kesalahan. Aku benar-benar orang yang baik, setidaknya...

WRITING ON THE WALL

WRITING ON THE WALL  - Ketika aku masih muda, ada sebuah bangunan hancur di bawah jalan. Semua anak-anak di daerah di jauhkan dari tempat itu, karena isu dan berita bahwa tempat itu angker. Dinding beton lantai dua dari bangunan tua yang sudah retak dan runtuh. Jendela yang rusak dan pecahan kaca bertebaran di lantai di dalamnya. Suatu malam, untuk menguji keberanian, sahabatku dan aku memutuskan untuk mengeksplorasi tempat tua yang menyeramkan itu. Kami kami naik melalui jendela belakang gedung. Seluruh tempat kotor dan ada lapisan Lumpur di lantai kayu. Saat kami membersihkan diri kami, kami melihat dan terkejut melihat bahwa seseorang telah menulis kata-kata "AKU SUDAH MATI" pada dinding langit-langit. "Mungkin hanya beberapa remaja yang mau mencoba untuk menakut-nakuti anak-anak", kataku. "Ya, mungkin saja...", jawab temanku dengan nada gugup. Kami mengeksplorasi lebih dari kamar di lantai dasar. Dalam sebuah ruang yang tampaknya pernah menjadi se...